Kadang hidup butuh imajinasi negeri dongeng

Senin, 28 September 2020

BAHASA INDONESIA: YANG KAMU KIRA MUDAH, TAPI TIDAK SEMUDAH ITU

 Apa itu Bahasa dan Sastra Indonesia?

Bahasa dan sastra Indonesia atau biasa disebut dengan BSI merupakan bidang ilmu yang di dalamnya mempelajari bahasa Indonesia dari segi kebahasaan dan kesastraan.

Dari segi kebahasaan yakni bagaimana tata bahasa terbentuk, dari mulai pembentukan kata, kalimat, hingga wacana.

Sedangkan dari segi kesastraan berarti segala hal yang berkaitan dengan dunia sastra yakni menganalisis sastra (puisi, prosa, drama), kritik sastra, membuat sastra, hingga mengapresiasi karya sastra.

Nah, di jurusan BSI Unnes ada 2 prodi yakni Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan Sastra Indonesia. 

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia selain diberikan keilmuan yg berkaitan dgn bahasan dan sastra, juga mempersiapkan mahasiswanya untuk menjadi pendidik. Jadi, Mata kuliah-mata kuliah yg diberikan dipersiapakan utk mengajar, seperti strategi pembelajaran, media pembelajaran, kurikulum, dsb. 

Sedangkan prodi Sastra Indonesia dipersiapkan agar mahasiswanya lebih mendalami bidang bahasa dan juga kesastraan, bukan untuk menjadi pendidik. Misalnya lebih mendalami terkait sejarah sastra, sosiologi sastra, psikologi sastra, dsb.


Kenapa sih kuliah di bahasa Indonesia? Padahal bahasa Indonesia kan bahasa yang sudah kita pelajari sejak berada di bangku sekolah? 

Nah, pertanyaan tersebut mungkin sering kita dengar dan tentunya kakak sebagai anak bahasa Indonesia sendiri pun sering mendapat pertanyaan tersebut 😅 Bahkan beberapa orang sempat psimis karena merasa jurusan yang mereka tempuh sekarang kurang memberikan benefit.

Dalam jurusan bahasa dan sastra Indonesia, kita tidak hanya belajar tentang bagaimana menggunakan kalimat yang baik dan benar, menemukan gagasan pokok seperti yang telah kita dapatkan ketika di bangku sekolah yaa .. 

Nah, belajar Bahasa dan Sastra Indonesia lebih dari itu. 

Jadi, yg menjadi pegangan kita sebagai anak BSI ada 4 keterampilan bahasa yakni membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan.

Nah keempat keterampilan tersebut  kita kupas sedalam mungkin sampai ke akar-akarnya. 

Contoh: 

Membaca bisa dilakukan dgn banyak model,metode dan teknik

Model bawah atas, timbal balik. Metode SQ3R (survei, question, reading, recite, and review). Teknik skimming, scanning. Dan masih banyak lagi, itu baru dr aspek keterampilan membaca yaa .. 

Belum lagi 3 aspek keterampilan yg lain 🌻


Contoh lain nih: 

Kita mempelajari teori-teori lingusitik, setelah itu fonologi (pelafalan bunyi yg tepat, keluarnya dari mana) 

Lalu bagaimana pembentukan katanya (morfologi), pembentukan kalimatnya (sintaksis) hingga nantinya menjadi sebuah wacana yg utuh. Lalu kita bisa juga melihat bagaimana sisi ilmu  semantiknya (makna kalimat) sudah sesuai kah penggunaannya atau belum.

Luar biasa yaa tahapannya 😅👏🏻


Nah selain itu,

Bidang keilmuan lain juga kita analisis dr segi kebahasaan nih, misalnya ilmu sosiologi, dlm ilmu bahasa Indonesia jadi sosiolinguistik, yaps sosiologi+lingusitik. 

Ilmu sosiolinguistik merupakan cabang ilmu linguistik yg mempelajari bahasa dlm hubungan pemakainya di masyarakat.

Jadi kita menganalisis bagaimana pemakaian bahasa di masyarakat, tempat pemakaian bahasanya jg dapat mempengaruhi, variasai bahasa apa saja yg bisa digunakan, sehingga dapat menganalisis gejala kebahasaan yg terjadi. 


Contoh: tiap orang mempunyai dialek nya masing-masing, yaps (sistem kebahasaan yang digunakan oleh suatu masyarakat untuk membedakan dari masyarakat lain). Istilah mudahnya logat masyarakat A berbeda dgn logat masyarakat B.

Nah, dari situ kita tentu bisa semakin arif dlm menyikapi perbedaan. Bahkan menjadikan sebuah keberagaman yg ada dapat memperindah bahsa itu sendiri 🌈

Semakin menarik yaa mempelajari Bahasa dan Sastra Indonesia


Contoh lainnya:

Kita juga bisa mengetahui kosa kata-kosa kata yg ternyata kita juga punya loh 😄

Tentunya jadi semakin luas perbendaharaan kata yg kita punya yaa  

Misalnya nih, ada kata:

Tetikus = Mouse

Mancakrida = Outbound

Salindia = Power point

Mi dadak = Mie instant 

Calir raga = Body lotion


dan masih banyak lagi .. 

Seru ya pastinya, bisa tau kata-kata baru.

Jadi semakin bangga menggunakan bahasa sendiri, jika kata asing yg ada sudah ada padanannya di dalam bahasa Indonesia.


Peminatan di Bahasa dan Sastra Indonesia

Jika di Unnes, mahasiswa BSI bisa mengambil peminatan yg sesuai mereka inginkan pada semester 5. Nah, sebentar lagi kaka jg bakal ambil pemintan nih hehe 😄

Peminatan yg bisa diambil prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia antara lain:

1. BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing)

2. Penyuntingan 

3. Kepewaraan 

4. Jurnalistik 

Sedangkan, peminatan utk prodi Sastra Indonesia ada: 

1. Linguistik 

2. Sastra 


Peminatan-peminatan itu bisa dipikirkan dari sekarang yaa, hal apa yg menjadi passion kalian. Supaya jalan kedepannya lebih mudah dan lebih bisa menekuni bidang yg kalian sukai, biar nanti juga tidak merasa salah pemintan, jadi ga hanya ada istilah salah jurusan nih ✨

Nah, jika sudah mulai menentukan peminatan yg mau kalian ambil apa .. 

Itu nanti bisa lebih memudahkan kalian utk kedepannya mau jadi apa .. 

Yaps, betul sekali.

Kata yg sering kita gaung2 kan tentang "prospek kerja" 

Jadi, prospek kerja apa yg bisa diambil oleh anak BSI? 

Yuk lanjuttt 💨


Prospek Kerja Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

Nah, setelah lulus nanti, tidak melulu anak pendidikan hanya bisa jadi guru dan anak sastra jadi sastrawan, tidak ya teman-teman 😅

Ternyata lebih dari itu, peluang di bidang bahasa dan sastra sangat banyak dan luas. Jika kita mampu memanfaatkan kesempatan, kita bisa mencapai apa yg jadi passion kita.

Pekerjaan prestisius yang bisa kita dapatkan, antara lain. 

Guru Bahasa Indonesia

Dosen Bahasa Indonesia

Pengajar BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing)

Peneliti Bahasa dan Sastra Indonesia

Praktisi Bahasa 

Pewara

Wartawan 

Penulis 

Jurnalis

Sastrawan

Dosen Sastra/Linguistik 

Creator film 

Editor dan penyunting buku/koran/majalah

Kritikus Sastra 

Kolumnis

Bekerja di Badan Bahasa 


Wahhh .. banyak sekali yaa ternyata.

Beberapa pekerjaan tersebut bisa dijadikan pandangan bagi teman-teman yg mau kuliah di BSI yaa. 

Tapi tetap dijadikan catatan bahwa kuliah tidak hanya sekadar utk mendapatkan pekerjaan, tapi juga ilmunya 🤗


Oh iyaa, tambahan informasi ya adek-adek yg mau kuliah nih 

Ketika kuliah nanti, jangan sia-sia kan berbagai peluang dan kesempatan yang ada yaa .. 

4 tahun waktu yg sangat singkat, jadi manfaatkanlah sebaik mungkin.

Ada kegiatan apa, diikuti. 

Ada event atau lomba apa, diikuti.

Kalian juga tidak harus sendiri belajarnya, bisa minta bimbingan bapak ibu dosen di luar jam pelajaran. Pasti diarahkan, kaka yakin. Justru beliau-beliau akan membimbing dgn lebih intens jika adek-adek mau menekuinya.

Misalnya minta arahan untuk diajari bagaimana cara menulis karya ilmiah yang baik, Bagaimana membuat novel yg menarik, dsb 

Pokoknya temukan dulu passion kalian di bidang apa, kebahasaan atau kesastraan? 

Geluti lah satu hal tapi maksimal.

Misalnya nih, kaka lebih punya passion di kebahasaan yg berhubungan dgn karya ilmiah. Nah, kak Nailul geluti itu semaksimal mungkin, supaya hasilnya nanti juga bisa ngena banget di diri sendiri tentunya. 

Eitss, tapi .. juga tidak menutup kemungkinan utk mencoba banyak hal yaa .. karena tidak ada salahnya agar lebih banyak pengalaman.

Hal terpenting adalah tetap tekunilah passion kalian, apa yg kalian rasa itu adalah "aku banget" 🤗

Semagat berproses dan berprogres ✨

Share:

Jumat, 04 September 2020

BELAJAR BERMASYARAKAT DENGAN ILMU SOSIOLOGI

 Manusia sebagai makhluk sosial tentu membutuhkan sebuah interaksi di masyarakat. Nah, interaksi bermasyarkat ini ternyata diamati dan dipelajari dalam Ilmu Sosiologi.

Lebih lanjut tentang Jurusan Sosiologi di perguruan tinggi kita bakal bahas bareng Kak Rahayu dari Universitas Sumatera Utara. Berikut profilnya..

 

Apa itu Sosiologi?

Sosiologi dimulai pada awal abad ke-19. Istilah sosiologi pertama kali dimunculkan pada tahun 1842, yaitu oleh Auguste Comte seorang ilmuwan Perancis yang pertama kali mencetuskannya. Comte pun diangkat sebagai bapak sosiologi. Sosiolofi lahir karena para ilmuwan di Eropa menganggap perlu mempelajari masyarakat secara khusus. Bagaimana kondisi masyarakat akibat perubahan sosial yang terjadi pada waktu itu. Dengan masyarakat sebagai obyek pembelajarannya, maka sosiologi dianggap mampu menjadi jalan keluar menghadapi permasalahan sosial yang ada.

Sosiologi secara umum adalah ilmu yang mempelajari masyarakat, dari segi interaksi, perubahan-perubahan, dan fenomena yang terjadi di dalamnya. Sosiologi merupakan suatu ilmu merni yang salah satu ciri utamanya bersifat empiris yang berarti bahwa Ilmu Sosiologi itu harus didasarkan pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat spekulatif.

Buat temen-temen yang pernah belajar sosiologi di SMA, itubisa jadi gambaran umum tentang apa yang akan kalian pelajari ketika memilih kuliah di Jurusan Sosiologi nantinya. Tapi itu hanya sebagian kecil dari materi sosiologi secara keseluruhan. Mungkin, dari total 100% materi sosiologi yang ada, materi yang diberikan ketika SMA baru 5% saja. Sehingga materi sosiologi di SMA hanya bisa disebut materi pengantar saja. Dikit banget kan?

Kenapa bisa gitu? Karena materi sosiologi itu banyak dan luas banget. Kita akan belajar berbagai macam aspek kehidupan sosial. Mulai dari ruang lingkup paling kecil sekalipun, yaitu keluarga. Sampai ruang lingkup paling kompleks kehidupan interaksi antar manusia di alam semesta.

Berbagai mata kuliah yang ditawarkan untuk dipelajari nantinya, antara lain sosiologi politik, sosiologi ekonomi, kesehatan pendidikan, sosiologi perkotaan, kebudayaan, sosiologi industri, organisasi, sosiologi pedesaan, sosiologi hukum, dan berbagai macam mata kuliah seru lainnya. Banyak banget pokoknya. Seakan seluruh jurusan kuliah itu ada dalam perspektif sosiologi.

Teruss, sosiologi juga berteman dekat dengan mata kuliah statistika. Ada beberapa mata kuliah dalam cakupan statistika ini seperti  statistika sosial, pengolahan dan analisis data kuantitatif. Jadi bagi kalian yang memilih sosiologi karena menghindar dari angka serta hitung-hitungan, kalian salah besar. Karena di sosiologi ini, ilmu statistika ternyata juga memiliki peran.

 

Bagaimana Prospek Kerja Lulusan Sosiologi?

Pasti kita ingin kuliah gak 100% karena ingin nambah ilmu. Kita belajar dan mendapatkan gelar karena kita ingin punya pekerjaan  yang baik plus mapan. Walaupun ada juga sebagian orang yang memang belajar bener-bener karena mereka ingin memenuhi hasrat akan ilmu.

Indonesia sebagai negara mulrikultural yang sangat complicated membutuhkan Ilmu Sosiolofi di hampir semua sektor. Lulusan Prodi Sosiologi memiliki peluang yang besar untuk memasuki dunia kerja yang beragam, antara lain.

-Community Development

- Analisis Pasar

- Marketing

- Perbankan

- Media Cetak dan Elektronik

- Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau ­Non Govermant Organitition (NGO)

- Pemerintahan (Kementrian Sosial, Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Kementrian Pertanian, Kementrian Pendidikan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, BKKBN di bawah naungan Kementrian Kesehatan)

- Human Research Development (HRD)

- Lembaga Pendidikan dan Penelitian

- Konsultan

- Social Analyst

- Pendidik (Guru atau Dosen)

- Market Analist

- Perencana Pembangunan

- Ilmuwan di bidang sosial

Yang menjadi catatan adalah jurusan yang kalian ambil selama perkuliahan belum tentu akan sejalan dengan pekerjaan yang kalian lakukan nantinya. Banyak faktor memengaruhi. Jadi ketika kalian ingin memilih jurusan, pilihlah jurusan yang benar-benar menjadi passion dan keinginan pribadi dari diri kalian. Karena jika kalian iklhas dalam menjalankannya, InsyaAllah akan dimudahkan jalan kedepannya.

 

Apa bedanya Jurusan Pendidikan Sosiologi dan Sosiologi (murni)?

Jurusan Pendidikan Sosiologi bertujuan untuk mencetak tenaga guru sosiologi walaupun tidak menutup kemungkinan memilih profesi lain. Yang jelas arah utamanya menuju pembentukan tenaga pendidik sosiologi. Materi yang didapatkan di perguruan tinggi hanya sebatas ilmu dan teori pengantar sosiologi dan lebih bertujuandalam aplikasi di dunia pengajaran. Lulusan jurusan Pendidikan Sosiologi biasanya bergelar S.Pd.

Sedangkan Jurusan Sosiologi (murni) bertujuan mencetak ahli sosial yang mampu mendeteksi gejala-gejala sosial yang terjadi di masyarakat dengan kemampuan analisis yang tajam dan memberikan solusinya sesuai dengan teori-teori yang dipelajarinya dengan lebih mendalam dan sama sekali tidak ada mata kuliah keguruan. Di sosiologi murni lebih diajarkan bagaimana cara menganalisis kebijakan, dan lain-lain. Gelar S1 Jurusan Sosiologi adalah S.Sos. Jadi bisa dikatakan ilmu yang dipelajari di Jurusan Sosiologi (murni) lebih luas jika dibanding Jurusan Pendidikan Sosiologi.

Di Jurusan Sosiolofi Universitas Sumantera Utara sendiri terdapat 3 peminatan, yaitu peneliti, konsultan, dan pemberdaya. Setiap universitas memiliki bidang peminatan yang berbeda-beda, bergantung dari kebijakan program studi masing-masing.

 

Kenapa kuliah di Jurusan Sosiologi itu keren?

Memahami Manusia dengan Lebih Baik

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang interaksi sosial antar manusia atau organisasi dengan objek pembelajaran yang lebih dalam, mulai dari ras, kelas sosial, hingga budaya. Para lulusan sosiologi memiliki kelebihan berupa pemahaman akan betapa kompleksnya manusia dan lingkungan sosialnya. Dengan mempelajari ini, lulusan sosiologi bisa menganalisa, membandingkan, dan menyelesaikan masalah dari kebiasaan-kebiasaan manusia.

Memiliki Beragam Kemampuan yang Berguna

Lupakan fakta bahwa Sosiologi adalah jurusan yang membosankan dan penuh teori, walaupun memang banyak teori. Beragam pelajaran di jurusan satu ini pasalnya bisa memberikan berbagai kemampuan yang berguna bagi karier. Contohnya, kemampuan kerja sama, kemampuan memahami orang lain dan budayanya, kemampuan mengambil keputusan secara rasional, hingga kemampuan komunikasi interpersonal dengan orang dari beragam latar belakang.

Peka Terhadap Perubahan

Bukan cuma peka sama doi, tapi jurusan sosiologi juga amat sangat peka terhadap Masyarakat yang terus berubah seiring berjalannya waktu. Hal ini tentu sudah dipahami oleh para lulusan Sosiologi. Nah, kepekaan terhadap perubahan ini bisa menjadi keuntungan tersendiri karena bisa membuatmu lebih siap menghadapi perubahan dan mudah beradaptasi dengan perubahaan.

FYI, banyak dari tokoh-tokoh terkenal dunia yang ternyata lulusan dari Jurusan Sosiologi. Pasti kalian kenal kan sama Matin Luther King? Tokoh yang terkenal dalam aksinya menentang diskriminasi terhadap ornag-orang kulit hitam. Ternyata, Luther merupakan lulusan Sosiologi dari Morehouse College.

Lalu ada juga istri dari Presiden Amerika Serikat ke-44 Barack Obama? Ibu negara, Michele Obama juga merupakan lulusan Sosiologi dari Princetorn University.

Sosiologi juga punya laboratorium, tidak beda jauh dengan ilmu saintek. Bahkan lab. untuk Sosiologi jauh lebuh luas. Yups.. laboratoriumnya itu adalah masyarakat. Jadi kuliah di Sosiologi itu bukan hanya belajar di kelas tapi sering jalan-jalan karena penelitiannya ke ranah publik. Semua jenis masyakarat bakal diteliti, dan itu semua pengalaman yang tidak semua orang dapatkan.

Ingat ya, teman-teman!!! Perjalanan selama di bangku perguruan tinggi itu empat tahun, itupun kalau tepat waktu. Jadi jangan buang waktumu untuk menggeluti dan mempelajari sesuatu yang tidak kamu sukai. Karena kita akan bersama dengan dia selama bertahun-tahun bahkan sepanjang hayat. Oleh karenanya, harus selektif dan penuh pertimbangan agar tidak menyesal di kemudian hari.

Share:

Sabtu, 29 Agustus 2020

GEOFISIKA: KENALI DIRI, KENALI BUMI

 

Bisakah kita mengetahui apa yang ada di dalam Bumi?

Gimana ya cari tahunya?

Apakah dengan cara dicangkul? Hehe

 

Ada nih ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang Kebumian. Apakah itu? Yaitu Geofisika. Ada loh beberapa universitas yang menyediakan pembelajaran tentang Geofisika.

 

Jurusan Teknik Geofisika. Ilmu yang luar biasa untuk memahami bumi yang luar biasa. Tentu tanpa menyangkul apalagi ke dukun ya..

Mahasiswa Jurusan Teknik Geofisika seolah menjadi detektif karena harus mampu menginvestigasi seputar bumi dari lapisan terluar hingga lapisan terdalam. Nah, kita bakal sedikit sharing sputar jurusan ini bersama Kak Ulfani dari Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika.  Penelitian geofisika untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan pengukuran di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di dalam bumi.

Bidang Minat dalam Prodi Teknik Geofisika

1.Geofisika Sains dan Kebumian

2.Geofisika Geothermal

3. Geofisika Teknik dan Lingkungan

4. Geofisika Pertambangan

5. Geofisika Migas

Penerapan Geofisika

Teknik Geofisika merupakan disiplin ilmu kebumian yang penerapannya bisa sangat luas. Selain digunakan untuk eksplorasi migas, cakupan ilmu geofisika sangat dominan digunakan dalam.

. Eksplorasi air tanah (Groundwater-geophysic)

.Eksplorasi bahan-bahan tambang (Mining exploration)

. Penggalian untuk fondasi bendungan, terowongan, jembatan, dan bangunan-bangunan tinggi (Engineering-geophysics)

. Pemeriksaan sebaran kontaminasi tanah (Enviromental-geophysics)

. Penanggulangan bencana alam. Mis: gunungapi, gempabumi, dsb (Global-geophysics & Seismology)

. Penelitian dan penggalian barang-barang sejarah purbakala (Archeo-geophysics)

. Pencitraan bumi dari udara (Airbone-geophysics)

 

Orang yang mempelajari tentang Teknik Geofisika disebut Geofisikawan, yang terbagi menjadi 2 bidang ilmu (Eksplorasi dan Non-Eksplorasi).

Geofisikawan Eksplorasi

Geofisikawan Non-Eksplorasi

Kebutuhan akan geofisikawan dalam tahun-tahun mendatang akan selalu memiliki peran penting, seperti.

 

- Untuk sektor kebutuhan energi (O&G, Geothermal, Tambang, Migas)

Contoh:

Migas: Pertamina, Chevron, Total, Medco, ENI, Petronas, CNOOC, Exxon Mobile, ConocoPhillips, PGSC, Halliburton, Schlumberger, Apex Oil & Gas, CGGVeritas, Elnusa, PGS, INPEX, dll

Tambang/Mining: Freeport, Aneka Tambang, Newmont, Bukit Asam, INCO, Kaltim Prima Coal, dll

- Sektor Kebencanaan (gempa bumi, tsunami, gunung api)

Contoh:

Pemerintahan: Pusat Penelitian Geologi, BMKG, SKKMIGAS, ESDM, LIPI, PPGL, Bakorsutanal dll

- Sektor Geoteknik (konstruksi sipil pembangunan)

- Sektor Pendidikan (dosen)

- Wiraswasta

 

Kesempatan kerja bagi lulusan Teknik Geofisika sangat terbuka lebar juga tidak kalah dengan jurusan teknik lainnyaa, seperti pada tabel berikut.

 

Geofisika membuat kita lebih mengenal bumi, sebelum kita dikebumikan.

Jadi.. Kenali bumi kita, rumah kita.”

Share:

Kamis, 20 Agustus 2020

APA ENAKNYA KULIAH KEPERAWATAN?

Kupas Jurusan #01 akan membahas tentang Jurusan Ilmu Keperawatan. Jurusan yang berkaitan dengan bidang kesehatan ini memang sangat dibutuhkan, apalagi di tengah pandemi seperti sekarang. Narasumber kita kali ini ada Kak Nisrina atau lebih akrab dipanggil Kak Ninis dari Universitas Diponegoro Semarang. Berikut profilnya..


Perawat itu apa sih? Menurut penuturan Kak Ninis, perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam maupun luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Jenjang Karier

Teman-teman pasti sudah tahu tentang SMK Keperawatan atau D1 Keperawatan. Jenjang karir dengan latar belakang akademis tersebut bisa masuk ke dalam Asisten Perawat. Tugas utamanya adalah membantu pekerjaan perawat, namun hanya terbatas untuk membantu memnuhi kebutuhan hygine/kebersihan dari pasien (misalnya membantu pasien mandi). Tapi Asisten Perawat tidak diperkenankan untuk menyuntik atau memberi obat.

Ada Perawat Vokasional, ialah mereka yang telah luus dari Program Pendidikan Vokasi Keperawatan (D3 dan D4). Pada dunia kerja Perawat Vokasional disebut juga Perawat Pelaksana. Memiliki tugas untuk memberikan asuhan keperawatan ke pasien, memberikan ibat, serta melaksanakan kegiatan delegasi yang diberikan oleh dokter.

Adalagi Perawat Profesional, yaitu mereka yang telah lulus dari Pendidikan Sarjana S1 Keperawatan dan Program Profesi Ners. Nah, Perawat Profesional memiliki lebih banyak tugaas dan kewajiban dibandingkan Asisten Perawat dan Perawat Pelaksana.

Sekolah Lanjut

Setelah dari pendidikan menengah, baik SMA atau SMK Keperawatan, bisa melanjutkan ke Sekolah Vokasi Keperawatan (D3 dan D4) maupun Pendidikan Sarjana Keperawatan (S1 Ilmu Keperawatan). Lama pendidikannya dan materi dari masing-masing jenjang berbeda. Sekolah vokasi lebih difokuskan pada praktik kerja, sedangkan pada program sarjana lebih ke teori dan untuk praktik akan dilakukan di semester akhir.

Mata kuliah di S1 Ilmu Keperawatan di setiap kampus berbeda-beda, bergantung pada kurikulum yang diterapkan. Pada semester pertengahan akan diadakan peminatan sesuai spesialisasi yang diambil sehingga bisa lebih fokus dalam mempelajari materi =, semisal Bedah, Maternitas, Gawat Darurat, Keperawatan Anak, Keperawatan Bencana dan lain sebagainya.

Setelah Pendidikan Sarjana S1 atau Vokasi D4, teman-teman bisa melanjutkan ke Program Pendidikan Profesi (Ners). Semua perkuliahan ini bersifat praktik langsung pada pasien dan masyarakat di lembaga kesehatan bisa Rumah Sakit (RS), Puskesmas, maupun Panti Werdha.

Bagi yang ingin melanjutkan ke Program Magister S2, pendidikan yang bisa diambil seperti Manajemen Keperawatan (M.Kep), Manajemen Administrasi Rumah Sakit (M.ARS), Manjemen Kesehatan (M.Kes), dan lainnya. Namun untuk menjadi spesialis perawat atau meraih gelar Profesor jenjang pendidikan harus linier dari S1 Ilmu Keperawatan, lalu Program Profesi Ners, lanjut S2 Keperawatan, dan seterusnya.

Karier

Seperti kebanyakan orang beranggapan, perawat bisa bekerja di RS atau klinik maupun Puskesmas. Banyak pekerjaan yang bisa diperuntukkan bagi perawat. Namun bukan hanya itu, banyak pekerjaan lain yang bisa diperuntukkan bagi perawat. Bagi yang telah memperoleh Pendidikan Profesi Keperawatan (Ners) bisa membuka praktik sendiri di rumah.

Ada Flight Nurse yang biasanya bertugas untuk menemani pasien berobat ke luar negeri. Ada Perawat K3, bagi yang telah memperoleh sertifikat Bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bisa mengajukan untuk bekerja di perusahaan sesuai bidang tersebut. Ada juga Perawat Home Care, yang bekerja untuk kebutuhan individu di rumah misalnya mengurus Panti Werdha. Atau ingin memilih menjadi akademisi dan peneliti, contohnya Dosen.

Kenapa Harus Memilih Kuliah Keperawatan?

Karena menjadi perawat bisa lebih dekat dengan pasien. Selain itu perawat bukan hanya berfokus pada pemulihan pasien tapi memiliki peran Holistik (Caring) termasuk terhadap keadaan psikologis pasien. Perawat akan menjadi profesi yang selalu ada, dari sejak dulu sampai masa yang akan datang. Mungkin beberapa operasi yang dijalankan sekarang bisa digantikan teknologi (robot). Namun robot tidak akan memberikan perhatian khusus pada pasien yang membuat pasien merasa nyaman. Contohnya bila pasien merasakan sakit perawat perawat yang akan membantu menenangkan, juga bagaimana mengatasi nyeri. Peluang pekerjaan perawat masih sangat terbuka lebar. Satu RS saja, staf keperawatan yang dibutuhkan sekitar 60%-80% dari total staf yang ada. Bisa dibayangkan? Itu hanya satu RS, sedangkan di Indonesia memiliki banyak sekali RS.

Perjuangan Kuliah dari Kak Ninis

Kak Ninis yang juga merupakan relawan KSR PMI Kota Surakarta ini awalnya tidak berniat untuk kuliah di Keperawatan. Setelah lulus SMA, Kak Ninis sering ikut seleksi masuk ke berbagai perguruan tinggi. Pengalaman Kak Ninis sampai dengan 6 kali ditolak masuk di banyak universitas dan politeknik. Sempat hampir putus asa dan menyerah. Kemudian mencoba lagi untuk mendaftar Seleksi Masuk Universitas Diponegoro (UNDIP)  Jalur Ujian Mandiri dan Ujian Mandiri di Politeknik Kesehatan (Poltekes) Kemenkes Semarang. Pengumuman lolos pertama dari Poltekes Semarang Program Studi D4 Kebidanan. Seminggu setelah pengumuman tersebut, UNDIP mengumumkan hasil seleksi UM dan Kak Ninis dinyatakan diterima di Program Studi S1 Ilmu Keperawatan yang merupakan pilihan keduanya. Mengingat banyak pertimbangan, termasuk masukan dari orang tua, akhirnya Kak Ninis memutuskan untuk memilih S1 Ilmu Keperawatan UNDIP. Kak Ninis membagikan foto dokumentasi kenangannya selama perkuliahan dan praktik klinik.


Quotes ini sangat berhubungan sekali dengan pekerjaan sebagai perawat yang berdedikasi

 

 

TIPS Lolos Perkuliahan Ala Kak Ninis

Buat yang masih bingung ingin memilih melanjutkan pendidikan dimana, Kak Ninis memberikan sedikit tips nih..

1.Belajar. Belajar. Belajar.

Karena saingan kita bukan hanya satu kelas, bukan hanya satu sekolah, tapi satu Indonesia. Tidak ada yang menjamin kita bisa lulus di jurusan tersebut, sekalipun kita juara 1 di sekolah.

2.Cari Lingkungan yang Kondusif untuk Belajar

Ada yang suka belajar sendiri atau bersama teman. Gunakan cara masing-masing untuk belajar.

3. Cari Informasi

Tanyakan ke guru, teman, kerabat, kakak tingkat tentang jurusan impian dan universitas tujuan kita Bisa tentang jalur masuk, daya tampung, atau profil alumni dari sekolah. Bisa juga lewat internet termasuk di Kupas Jurusan ini.. J Dapatkan informasi sebanyak-banyaknya.

4. Tentukan Pilihan Jurusan dan Universitas Sesuai dengan Kemampuan, Bukan Keinginan

Terlalu berangan di jurusan bagus atau universitas terkemuka boleh. Tapi lihat juga batas kemampuan kita. Baik secara akademis (kemampuan belajar dan memahami pelajaran) serta kemampuan finansial (dana kuliah).

 

Atur Strategi Terbaik Kalian

Share:

Kamis, 23 Juli 2020

NARASI TENTANG PENDIDIKAN


Pendidikan adalah senjata paling mematikan karena dengan itu Anda dapat mengubah dunia.”
-          Nelson Mandela   -
Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam pembangunan nasional. Sesuai amanat pembukaan UUD 1945, salah satu tujuan nasional yaitu mencerdasakan kehidupan bangsa. Dalam pasal 31 ayat (3) UUD 1945 “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia”.
Namun jika dilihat secara saksama, ada permasalahan dasar yaitu terletak pada fungsi dan wewenang pada dua kementerian. Sehingga dalam pelaksanaannya banyak perbedaan sistem pendidikan yang dijalankan (kurikulum) bahkan berujung pada kebimbangan status pendidikan tinggi. Perbedaan sistem atau pola pendidikan ini sangat berpengaruh kepada seluruh elemen pendidikan mulai dari satuan pendidikan, tenaga pendidik dan sistem pembelajaran.
Selanjutnya pendidikan karakter bagi anak di perkotaan. Meskipun program pendidikan karakter sudah dicanangkan oleh pemerintah, kenyataannya kefektifan program ini belum terlihat nyata. Perlu adanya inovasi dalam hal pendidikan baik itu model pembelajaran maupun profil lulusan yang diharapkan dapat mencapai tujuan yang diingankan.
Permasalahan lain tentang pendidikan di Indonesia, yaitu lebih berorientasi pada job seeker (pencari kerja) bukan job creator (pencipta lapangan kerja). Faktanya  banyak sekali pengangguran yang berijazah SMA sederajat. Menghadapi kondisi masyarakat Indonesia yang masih dalam keadaan berkembang seharusnya sistem pendidikan di Indonesia lebih memperkuat keterkaitan pendidikan dengan kebutuhan pembangunan, dan antisipasi apa yang terjadi di masa depan (future research) dengan membekali berbagai kompetensi yang dibutuhkan (Mulyasa, 2015).


Ditulis dalam sebuah diskusi tahun 2016.

Share:

Rabu, 22 Juli 2020

PELESTARIAN PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI UPAYA PENANAMAN KARAKTER ANTIKORUPSI PADA ANAK USIA DINI


Fitri Maimunah
Universitas Negeri Semarang

Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Salah satu program untuk mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yang dilakukan pemerintah adalah dengan program penguatan karakter melalui jalur pendidikan. Pendidikan karakter adalah kunci pembangunan peradaban bangsa yang menjunjung tinggi integritas nilai dan kemanusiaan. Harapan dari penanaman pendidikan karakter adalah tercapainya keseimbangan antara pengetahuan dan budi pekerti.
Permasalahan korupsi menjadi salah satu permasalahan paling kompleks di Indonesia. Korupsi di Indonesia sudah membudaya dan hampir dianggap wajar oleh masyarakatnya. Upaya pemerintah dalam memberantas korupsi ini adalah dengan mendirikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun perlu juga tindakan preventif, salah satunya dengan pendidikan karakter anak usia dini.
Usia dini merupakan masa yang tepat untuk membangun pondasi awal akhlak mulia dalam diri tiap individu. Penerapan pendidikan karakter pada anak usia dini sangat penting karena anak berada pada masa emas (golden age) yang pada masa tersebut anak mengalami perkembangan kemampuan yang sangat pesat.
Pendidikan anak usia dini harus bersifat holistik dan terpadu. Sejalan dengan jurusan yang saya ambil, yaitu PG PAUD maka dalam upaya penanganan pendidikan karakter ini saya mengajukan gagasan pembinaan pendidikan dengan menggunakan metode yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak. Metode yang digunakan adalah melalui metode yang menyenangkan salah satunya dengan bermain.
Salah satu upaya untuk menumbuhkan pendidikan karakter antikorupsi pada anak usia dini adalah melalui permainan tradisional. Terdapat banyak nilai budaya bangsa dalam permainan tradisional antara lain jujur, kepemimpinan, ikhlas, kerjasama, berpikir kritis dalam pemecahan masalah, kerja keras, tidak sombong, displin, menghargai orang lain, dan mematuhi peraturan. Dunia anak adalah dunia bermain. Bermain dipilih sebagai metode membentuk karakter baik (good charachter). Permainan tradisional sangat tepat untuk mengoptimalkan pendidikan karakter. Menurut Harlock, pola permainan yang dapat memotivasi perkembangan sosial anak adalah pola permainan yang bernuansa sosial, yaitu pola permainan yang melibatkan interaksi dengan teman sebaya. Permainan tradisional menyediakan suasana tersebut. Beberapa karakter yang dapat mengembangkan karakter antikorupsi antara lain gobak sodor, congklak, jur-juran (bentengan), dan engklek.
Saya dengan beberapa teman sebagai seorang anak muda yang peduli dengan pendidikan karakter dan kebudayaan tradisional bangsa membentuk sebuah komunitas bernama “Gubug Simbah”. Tujuannya adalah mempopulerkan kembali permainan tradisional pada anak usia dini di kota yang hampir tidak dikenal lagi. Komunitas ini sudah bergerak di Kota Semarang, lebih tepatnya di Kelurahan Tinjomoyo. Harapannya komunitas ini dapat menyebarkan virus kebaikan ke seluruh anak lainnya di berbagai daerah di Indonesia melalui perantara para pemuda yang peduli.


Sebuah tulisan yang digunakan untuk mendaftar Indonesia Future Leader Conference di Sulawesi Selatan tahun 2018. Dan Alhamdulillah... lolos.

Share:

Rabu, 24 Juni 2020

Mendongeng dan Bercerita dengan SAE (Seru, Asyik, dan Efektif)


Materi ini adalah hasil dari catatan kuwap yang diselenggarakan oleh PT. Rumah Pensil Publisher pada tanggal 3 April 2020. Pematerinya merupakan pendiri Rumah Pensil Publisher sekaligus penulis lebih dari 400 buku anak, Kang Eka Wardhana.

APA ITU MENDONGENG? APA ITU BERCERITA?
       Dongeng adalah kisah penuh kejadian luar biasa dan penuh khayal yang bukan merupakan kisah nyata. Sedangkan, cerita adalah kisah tentang perbuatan dan pengalaman orang serta kejadian baik sungguh terjadi ataupun tidak. Jadi, dongeng itu tidak nyata dan sangat mengandalkan imajinasi, berbeda dengan cerita yang bisa jadi diambil dari kejadian nyata dan tidak terlalu mengandalkan imajinasi.
       Kisah para Nabi masuk ke dalam kategori cerita bukan dongeng. Cerita fabel yang melibatkan tokoh-tokoh hewan, masuk ke dalam dongeng apalagi bila unsur imajinasinya tinggi.

TUJUAN BERCERITA DAN MENDONGENG
Sebenarnya apa sih yang dituju dari mendongeng/bercerita?
Pastinya lebih dari sekedar membuat anak-anak senang, bukan?
     Ternyata mendongeng dan bercerita memang mempunyai efek yang luar biasa, yaitu dapat mengubah karakter anak. Setelah memberi teladan, bercerita dan mendongeng adalah cara paling efektif untuk mengubah karakter anak. Meski begitu, harus sangat disadari bahwa efek luar biasa ini tidak bisa dicapai dalam waktu singkat perlu usaha mendongeng dan bercerita yang teratur agar hasil ini tercapai. Agar hasilnya signifikan, bercerita dan mendongeng perlu dilakukan terus menerus dan bersungguh-sungguh.


KENAPA MENDONGENG DAN BERCERITA SEOLAH MENAKUTKAN?
         Padahal pekerjaan mulia, tetapi kenapa banyak orang enggan dan nggak pede mendongeng dan bercerita ya? Aneh nggak ya?
          Sebenarnya nggak aneh sih, penyebab utamanya sudah jelas: karena kita selalu membayangkan menjadi orang lain saat mendongeng. Kita membayangkan bahwa untuk mendongeng itu kita harus jadi sangat atraktif, menarik, lengkap dengan kemampuan akting dan artikulasi yang hebat. Pokoknya mirip artis lah.
          Benar nggak sih pikiran kayak gitu?
Sebenarnya nggak salah, karena hal itu bisa membuat kita termotivasi untuk jadi lebih baik. Tetapi.... buat kebanyakan orang yang baru memulai, hal itu malah akan jadi membebani. Akibatnya timbul rasa kurang percaya diri dan mendongeng pun jadi kegiatan yang menakutkan. Kesimpulannya: mental kita jadi kalah sebelum bertanding.
          Jadi, kunci mulai mendongeng bagi pemula adalah: MENJADI DIRI SENDIRI.


URUTAN LANGKAH MENDONGENG S A E (SERU, ASYIK, EFEKTIF)
Berikut ini urutan langkah praktis untuk mendongeng, yang saya bagi dalam 3 bagian:
1.            Persiapan
2.            Mendongeng
3.            Setelah Mendongeng
Kita lihat satu per satu yuk...

1.            PERSIAPAN MENDONGENG
Persiapan mendongeng ini terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

A.            PERSIAPAN MENTAL
Inilah hal terberat untuk dilakukan. Terutama karena filosofi dongeng yang saya anut adalah kita semua seharusnya bisa mendongeng. Mungkin ada orang yang berprofesi sebagai pendongeng, tetapi bagi saya mendongeng seharusnya bisa dilakukan semua orang yang berhubungan dengan dunia anak.
Jadi saat kita menjadi ayah, ibu, Pak Guru, Bu Guru, sukarelawan anak, paman, bibi dan lain-lain, saat itulah seharusnya kita menjadi seorang pendongeng. Inilah pendongeng sejati, pendongeng yang tidak mengharapkan upah dan ketenaran, selain pahala dan membaiknya karakter anak-anak.
Hal yang perlu diingat dalam persiapan mental mendongeng adalah:
             Menyadari bahwa mendongeng/berkisah bukan masalah bisa nggak bisa atau mau tidak mau, tetapi adalah keharusan. Karena untuk mengubah karakter ada dua pelajaran efektif: keteladanan dan melalui kisah. Bila keteladanan tak selalu bisa ditampilkan karena keterbatasan waktu kita berinteraksi dengan anak, maka kisah dan dongeng adalah sebuah keharusan.
             Jangan memiliki mental seperti artis yang ingin semua penontonnya terpesona serta kecewa saat penontonnya kecewa. Milikilah mental seorang pendidik dimana fokusnya adalah menyampaikan hikmah, bukan menjadi seorang bintang. Dengan demikian, walaupun para pendengar kisah/dongeng kita terlihat bosan atau tidak tertarik, itu bukan masalah utama, selama kita sudah berusaha sebaik mungkin dan yakin bahwa kita telah menyampaikan ilmu atau inspirasi walau hanya sedikit.
             Jadi mendongeng/berkisah sebagai bagian dari ibadah. Al-Qur’an sendiri banyak berisi kisah dan bahkan memiliki sebuah Surah bernama Al-Qasas (Kisah-Kisah). Jadi berkisah adalah bagian dari metode pendidikan yang diajarkan Islam. Karena itu menggunakan metode ini dengan niat yang benar akan mendatangkan pahala dan berkah.
             Berusaha untuk tetap cerita. Mendongeng itu kegiatan yang sejatinya membawa rasa senang, ceria dan bahagia. Nah, hal itu tidak keluar bila pendongengnya tidak membawa suasana seperti itu. Jadi tetap ceria dan santai. Hanya saja sikap santai ini akan keluar bila kita sudah mempersiapkan diri dengan baik pula.

B.            PILIH CERITA
Memilih cerita sangat penting. Cerita atau kisah atau dongeng seperti makanan bagi seorang pencerita. Bila cocok di lidah, ia akan sering dan semakin mahir diceritakan.
Karena itu cerita/kisah/dongeng penting untuk dipilih dengan baik dari sejak awal. Agar lebih mudah dan lebih cepat terasa cocok di hati seorang diulang pendongeng.
Namun  cerita/dongeng/kisah tentu tak bisa dipilih semau selera kita, ada hal-hal yang harus diperhatikan saat memilihnya. Beberapa di antaranya adalah:
             Pilih cerita yang tak merusak aqidah. Cerita/kisah/dongeng tentang hantu, monster jahat, sihir luar biasa, akan mengubah karakter anak, tetapi menjadi sebaliknya dari yang kita harapkan. Contohnya: anak yang diceritakan kisah menyeramkan, sangat besar kemungkinannya menjadi lebih penakut dari sebelumnya.
         Pilih cerita yang beralur sederhana. Menceritakan kisah Nabi Muhammad Shalallaahu ‘alaihi wassalam dari sejak lahir sampai wafat? Boleh saja, tetapi dijamin bakalan tidak cukup waktunya. Bila ingin menceritakan kisah Beliau Shalallaahu ‘alaihi wassalam, bagi menjadi banyak segmen: masa kecil Beliau, kisah Isra Mi'raj, kisah kedermawanan, dan lain-lain. Cerita beralur sederhana akan lebih singkat dan membuat kita lebih fokus.
             Pilih cerita atau dongeng yang sesuai dengan usia pendengar/siswa. Anak-anak TK dan PAUD, misalnya, lebih suka kisah fabel dan imajinatif. Anak usia di atas kelas 3 atau 4 SD, lebih suka yang berbentuk petualangan atau kisah kehidupan sehari-hari. Jangan memilih cerita yang terlalu berat atau justru terlalu ringan buat para calon pendengar kita.
             Pilih cerita yang tokohnya tidak terlalu banyak dan berkarakter jelas. 3 atau bahkan 2 tokoh cerita sudah cukup untuk satu kali mendongeng/berkisah. Pilih cerita dengan karakter tokoh yang jelas: baik, sombong, iri hati, dermawan, dan lainnya.
             Pilih cerita dengan pesan yang jelas, mudah dan bernilai positif. Misalnya: sombong itu tidak baik, kebaikan pasti menang, usaha keras pasti membuahkan hasil dan seterusnya.
           Pilih cerita yang sesuai dengan tema yang diangkat. Misalnya tema kebersihan lingkungan. Maka cerita pun harus mencerminkan pesan yang disampaikan. Bila sulit mencari cerita yang tepat dengan tema, silakan memodifikasi cerita yang sudah ada dengan banyak menyelipkan pesan tentang kebersihan.
        Jangan pilih cerita yang mengandung adegan kekerasan dan vulgar. Bila ada sedikit adegan kekerasan seperti perang atau pertarungan, atur agar tidak disampaikan apa adanya. Tetapi sampaikan hasilnya atau prosesnya sekilas agar tidak terlalu detil.
Setelah selesai memilih cerita, kita lanjutkan ke langkah persiapan berikutnya ya...

C.            MERANCANG AKSI
Aksi di sini maksudnya adalah saat kita mendongeng. Jadi demi kelancaran saat kita mendongeng nanti, sebaiknya kita rancang apa saja yang akan kita lakukan. Persiapan aksi yang baik akan menambah rasa percaya diri kita pastinya.
Sebagai bagian dalam merancang aksi, sebaiknya yang kita siapkan adalah:
          Bagaimana cara kita akan pertama kali ke atas panggung: dengan berjalan biasa? Atau pakai semacam akting? Misalnya dengan pura-pura berlari dan kelelahan karena mencari-cari dulu tempat mendongeng, dan lain-lain.
       Bagaimana melakukan Ice Breaking? Ice Breaking adalah teknik mencairkan suasana sekaligus menarik fokus audiens kepada kita. Ini adalah teknik yang perlu sekali untuk dilakukan. Beberapa di antaranya adalah dengan melakukan tebak-tebakan, melakukan perkenalan tapi dengan tebak-tebakan (misalnya dengan bilang: “Siapa yang tahu nama Bapak/Ibu? Nama Bapak/Ibu diawali dengan huruf A lho...” dan seterusnya). Contoh ice breaking yang lain adalah mengajak bernyanyi dan menari bersama.
           Berusaha mencari seakurat mungkin informasi tentang berapa pendengar dongeng, berapa rentang usianya, dimana lokasinya (dalam ruangan, luar ruangan, dll), kesiapan sound system bila pendengarnya banyak, jam berapa diadakan, dalam rangka apa, mungkin ada pesan yang ingin disampaikan secara khusus oleh penyelenggara dan lain-lain. Saya sendiri sering terpaksa berimprovisasi saat informasi akan hal-hal di atas ternyata berbeda dengan kenyataan di lapangan.
          Apakah kita mendongeng dengan atau tanpa alat peraga? Bila menggunakan alat peraga, macamnya apa: boneka, topeng, atau lainnya. Bila tanpa alat peraga, apakah mengandalkan suara dan akting atau membaca buku ditambah ekspresi? Saya sendiri sangat suka menggambar di papan tulis sebagai alat bantu mendongeng.
     Apakah kita akan mendongeng sendiri, berdua atau bersama tim? Semua ini perlu dipersiapkan dengan baik. Kelebihan mendongeng sendiri adalah kita bisa merancang aksi apa saja dan berlatih kapan saja tanpa tergantung orang lain. Namun kekurangannya, semua beban persiapan tertumpu ke pundak kita dan perlu persiapan mental yang lebih baik.
        Apakah kita akan menggunakan make up dongeng atau alami saja? Make up dongeng adalah make up untuk mendongeng seperti misalnya menggunakan kumis palsu, kaca mata lucu, termasuk menggunakan seragam khusus yang khas kita, misalnya kain sarung yang disilangkan ke bahu, dan lain-lain. Penggunaan make up dongeng biasanya membuat tampilan kita lebih menarik.
    Merencanakan waktu mendongeng: berapa lama kita akan bercerita? Mengingat mempertahankan perhatian anak-anak pada kita adalah hal yang berat. Semakin lama, tentu semakin berat. Kita harus mempersiapkan diri sesuai dengan waktu yang disediakan dengan sebaik mungkin.
        Merencanakan improvisasi. Yang namanya improvisasi ya biasanya karena ada hal yang terjadi di luar rencana. Tetapi tak ada yang sempurna, ada saja hal yang terjadi di luar rencana. Jadi, kita harus mempersiapkan rencana cadangan bila rencana utama tak bisa jalan. Misalnya: kalau waktunya ternyata molor sehingga jatah waktu kita jadi singkat, atau waktunya malah jadi diperpanjang, atau pesertanya bertambah di luar perkiraan, dan lain-lain.
         Mempersiapkan alur cerita: mulai dari pembukaan, inti dongeng dan penutup. Kita benar-benar harus hapal dan menguasai materi dongeng. Karena saat di atas panggung dongeng, banyak hal yang membuat konsentrasi kita akan jalan cerita teralihkan. Sehingga bila hanya setengah hapal atau hanya hapal kira-kira, bisa-bisa di tengah jalan kita berhenti karena lupa alur cerita. Atau alur ceritanya jadi terbalik dan semacamnya deh.
          Merencanakan dimana tempat dan waktu untuk berinteraksi dengan audiens. Misalnya: menanyakan apa yang akan dilakukan sang tokoh cerita menghadapi masalahnya, atau meminta anak-anak menirukan ekspresi sang tokoh dan lain-lain.



D.            PERSIAPAN PERALATAN
Jangan lupa untuk mempersiapkan peralatan yang diperlukan. Gaya mendongeng itu kan tergantung kecenderungan masing-masing. Ada yang suka mendongeng/berkisah dengan lisan plus akting, sehingga peralatan yang diperlukan minimalis saja. Tetapi ada juga yang lebih suka mendongeng dengan bantuan alat peraga.
Persiapan peralatan untuk mendongeng meliputi hal-hal berikut:
             Untuk make up dongeng seperti kumis atau janggut, Anda bisa membuatnya dari kertas yang satu sisinya ditempeli kapas atau benang wol. Sementara di sisi lainnya dipasang double tape untuk merekatkannya ke wajah Anda.
             Sementara topeng bisa dibuat dengan berbagai cara: ada yang menggunakan tongkat kecil, sehingga satu tangan memegang stik untuk membuat topeng terpasang di wajah. Hal ini dilakukan biasanya saat satu pendongeng memainkan berbagai tokoh berganti-ganti. Topeng yang dipasangi karet untuk dipasang ke belakang kepala adalah topeng yang lebih umum. Namun kelemahannya tidak bisa digunakan untuk berganti tokoh dengan cepat.
             Boneka peraga ada yang berbentuk boneka tangan atau boneka jari. Biasanya yang awet untuk digunakan adalah boneka kain yang sudah jadi. Namun pilihannya sangat terbatas mengingat boneka yang sudah jadi sulit dikaitkan dengan cerita yang kita punya. Kecuali Anda memiliki kemampuan ventriloquis (bersuara perut), sehingga bisa berinteraksi bolak-balik dengan boneka yang Anda pegang karena boneka seolah bersuara sendiri. Boneka tangan sederhana bisa dibuat dari kertas. Untuk jumlah pendengar yang terbatas (tidak sampai 10 orang) boneka jari bisa digunakan. Boneka jari sederhana juga bisa dibuat sendiri dari kertas dengan gramatur berat agar tidak mudah rusak.
             Bagi yang senang menggambar, peralatan yang perlu disiapkan adalah papan tulis white board dengan spidol atau flip chart kertas. Atau bisa juga membuat gambar-gambar besar yang diperlihatkan satu per satu pada para pendengar.
             Bila Anda berencana bercerita dari buku, bisa dipersiapkan buku dengan ukuran besar dengan gambar tiap halaman yang siap diperlihatkan pada para pendengar. Buku kecil lebih sulit dilihat oleh anak-anak pendengar, kecuali dalam jumlah yang sedikit. Anda juga bisa bercerita dengan buku di tangan tapi tanpa memperlihatkan gambar. Namun intonasi dan ekspresi juga gestur tubuh harus dimainkan agar suasana jadi lebih hidup.

E.            BERLATIH
Dalam kegiatan apapun, berlatih sangat menentukan hasil. Nah, demikian juga dengan mendongeng. Berikut latihan yang dapat digunakan:
             Mengulang jalan cerita. Semakin detil apa yang kita hapal, semakin baik persiapan kita.
             Berlatih menggunakan alat peraga. Bila tidak terlatih, penggunaan alat peraga bisa jadi bumerang karena dapat membuyarkan konsentrasi saat mendongeng. Akibatnya cerita jadi tersendat bahkan berubah. Kesimpulannya: dongeng kita jadi tidak selancar seharusnya.
             Berlatih berimprovisasi, termasuk dalam hal ini menyiapkan cerita/dongeng cadangan. Selalu ada kemungkinan dimana cerita yang kita sudah siapkan ternyata tidak sesuai dengan tema acara atau audiens yang hadir. Misalnya kita sudah siapkan cerita Islam, tetapi ternyata yang hadir banyak yang non muslim. Maka kita harus siap berimprovisasi berupa mengganti cerita dengan yang lebih umum atau membahasakan istilah-istilah Islam dengan yang lebih dikenal umum.
             Melatih vokal. Tak perlu seideal latihan drama atau teater, cukup mengulang kisah yang akan disampaikan. Vokal harus diucapkan dengan jelas dan tenang. Diupayakan juga bisa mengubah intonasi dan tipe vokal sesuai dengan tokoh yang berbeda. Karena itu disarankan agar tidak memilih tokoh cerita yang terlalu banyak.
             Melatih ekspresi. Populer dilakukan di depan cermin. Peragakan sekaligus perhatikan ekspresi wajah kita saat melakukan simulasi cerita di depan cermin. Saat di depan cermin fokuskan ke ekspresi atau gestur agar kita bisa memperbaiki dan mencari bentuk yang tepat. Ekspresi biasanya dikaitkan dengan emosi. Jadi upayakan ekspresi kita sesuai dengan emosi yang disampaikan: sedih, marah, senang, angkuh, dan lain-lain.
             Melatih gestur. Coba bercerita sambil melangkah, bergerak, melompat dan melakukan gestur sesuai tokoh yang dimainkan. Contoh: bertolak pinggang dengan dagu diangkat dan langkah panjang-panjang perlahan saat memerankan raja yang congkak. Atau tertatih bertopang tongkat saat memerankan kakek atau nenek.
             Melatih momen berinteraksi dengan anak-anak audiens. Misalnya menanyakan hal penting di tengah cerita, menanyakan tebak-tebakan, bereaksi yang lucu atau ceria terhadap jawaban anak yang kurang tepat, dan lainnya.
             Berlatih menyampaikan cerita dengan kalimat-kalimat sederhana dan kata-kata yang mudah. Bila ingin menyelipkan pengajaran tentang istilah yang belum dikenal, disiapkan juga penjelasannya. Misalnya kata “Karantina”. Siapkan dengan penjelasan yang mudah dan disertai contoh. Mungkin dengan mengangkat kasus covid-19 dan lainnya.
             Melatih mental untuk tetap tenang dan ceria. Mental akan lebih siap bila persiapan dan kesiapan kita baik. Agar mental tetap tenang, bawa hati dalam suasana ringan dan hilangkan beban. Beban datang karena takut gagal dan itu wajar. Tak ada kata gagal dalam mendongeng, yang ada hanyalah lancar atau tidak dan itu sudah biasa. Bahkan orang yang sudah biasa bercerita dan mendongeng pun sering kali merasa dongengnya kali ini tidak selancar biasanya. Selalu tanamkan dalam hati bahwa kita adalah seorang pendidik yang menyampaikan ilmu, bukan artis yang sedang menghibur.
             Berlatih menyamakan kondisi psikologis dengan audiens. Namun berusaha agar jangan kita yang terhanyut, misalnya saat anak-anak sedang bosan, kita malah hanyut jadi bingung. Tetapi upayakan agar suasana hati anak-anak ikut seceria dan seoptimis suasana hati kita.

2.            MENDONGENG
Apa saja yang kita lakukan saat mendongeng? Yuk kita bahas. Namun sebelumnya mengingatkan bahwa kegiatan saat mendongeng sangat dipengaruhi tahap persiapan sebelumnya.
Kita bagi saat mendongeng menjadi 3 bagian besar: Pembukaan, Pertengahan Dongeng dan Mengakhiri Dongeng.

A.            PEMBUKAAN
Di awal dongeng, ditentukan apakah anak-anak audiens akan tertarik atau tidak. Jadi, awal dongeng merupakan fase yang menentukan lho. Nah, hal-hal yang perlu diperhatikan di awal dongeng ini adalah:
             Bersikap tenang dan optimis bahwa dongeng kita akan lancar serta berhasil menyampaikan pesan yang diinginkan. Pertahankan sikap ini sampai dongeng selesai.
             Berusaha menarik perhatian audiens sejak awal. Jadi, lakukanlah ice breaking atau dengan penampilan menarik saat baru tampil. Misalnya dengan kostum yang atraktif atau make up dongeng yang membuat anak tertarik.
             Menampilkan wajah yang ceria, terutama saat menyapa anak-anak dan saat berinteraksi di tengah dongeng berlangsung. Banyak tersenyum dan bersikap ramah.
             Memahami dulu kondisi psikologis audiens. Jadi, jangan terburu-buru memulai cerita sebelum kita yakin anak-anak sudah siap mendengarkan. Itulah saat ketika teknik ice breaking menjadi hal yang menentukan. Kadang bila terpaksa, pendongeng bisa “memaksa” audiens dengan mengatakan semisal: “Mau mendengarkan atau tidak? Kalau mau harap semua tenang ya...”. Namun bila bisa hal semacam ini dihindari.
             Amati dan pelajari sebentar kondisi panggung: bila panggungnya kecil, kita atur agar gerakan kita tak perlu memakan banyak tempat. Sebaliknya bila panggungnya luas. Lakukan hal ini sebelum kita dipersilakan naik ke panggung.
             Amati jarak antara kita dengan audiens. Tak ada jarak akan merepotkan, demikian juga bila terlalu jauh. Bila jarak sangat dekat, upayakan kita berdiri dan audiens duduk agar jarak fisik tetap ada. Jarak fisik yang terlalu dekat bisa membua audiens anak-anak terdorong untuk menyentuh peraga dan lainnya sehingga akan mengganggu konsentrasi. Bila jarak terlalu jauh, putuskan untuk sering turun panggung dan mendekati audiens. Lakukan juga ini sebelum kita dipersilakan naik panggung.
             Jadikan ajang perkenalan kita menarik. Misalnya dengan menebak apa kesukaan anak-anak di sana dan lainnya. Namun jangan terlalu lama, karena waktu perhatian anak terbatas. Manfaatkan untuk menyampaikan dongeng dibanding menghabiskannya di awal. Terlalu lama perkenalan akan membuat kita terburu-buru saat mendongeng.
             Bisa memberi tahu audiens kita akan bercerita tentang apa atau apa judul cerita, bisa juga tidak memberi tahu.
             Kumpulkan dulu semangat, lalu mulailah bercerita dengan semangat penuh.

B.            PERTENGAHAN DONGENG (KLIMAKS)
Ketika dongeng sudah mulai terbangun dan mulai mencapai klimaks cerita, yang harus dilakukan adalah:
             Menguasai panggung. Maksudnya, kita memastikan untuk bisa bergerak seluas mungkin di atas panggung. Kebanyakan orang yang baru mulai mendongeng, terpaku di posisinya, baik di tengah maupun agak ke tepi. Padahal bergerak ke sana-kemari di atas panggung sangat diperlukan, terutama bila audiensnya adalah anak-anak yang masih kecil. Sebab anak-anak PAUD, TK bahkan kelas awal SD tidak selalu fokus pada apa yang didengar, tetapi juga sangat tertarik pada apa yang mereka lihat.
             Berusaha menyampaikan cerita dengan vokal yang jelas dan mudah dipahami. Tak perlu terburu-buru, tetap tenang dan menikmati. Bila pikiran kita terburu-buru dengan waktu yang terbatas, kita akan terdorong untuk mempercepat cerita. Karena itu di awal sudah disarankan agar menyampaikan cerita dengan alur sederhana, agar kita bisa lebih santai dan lebih mudah mengingatnya.
             Selalu memperhatikan kondisi audiens saat bercerita: apakah masih mengikuti dengan fokus atau sebagian sudah mulai bosan dan teralih perhatiannya?
             Bila perhatian audiens sebagian besar sudah tidak fokus pada kita, hentikan sementara dongeng/kisah, lalu lakukan semacam ice breaking di pertengahan. Caranya dengan tebak-tebakan yang bisa juga diberi hadiah ringan semacam gantungan kunci, dll. Juga bisa mengajak anak melakukan tepuk tertentu, atau bergerak ceria sesuai arahan kita, dll. Setelah itu segera lanjutkan dongeng, tetapi dengan kemungkinan fokus tak bisa terlalu lama bertahan.
             Hindari sikap menggurui, jangan sedikit-sedikit memberi tahu mana yang benar dan salah, memberi tahu apa yang seharusnya anak-anak lakukan dan semacamnya. Karena justru kelebihan sebuah dongeng atau cerita adalah menyampaikan hikmah tanpa menggurui. Karena itu biarkan dongeng mengalir dan percayakan pada anak untuk mengambil hikmahnya.
             Menikmati dongeng yang kita sampaikan. Bila kita ingin anak-anak menikmati dongeng kita, maka sudah pasti kita sendiri harus menikmatinya. Salah satu cara menikmati dongeng kita adalah dengan memperhatikan ekspresi ceria audiens dan merasa bahagia dengannya.
             Agar audiens selalu fokus pada dongeng kita, ajak mereka berinteraksi. Salah satu caranya adalah dengan mengajak anak-anak menebak apa yang selanjutnya terjadi. Atau menebak tokoh yang muncul berdasarkan ciri-cirinya. Misalnya, saat kita ingin menceritakan kemunculan Jerapah, bisa kita tanyakan, “Lalu muncullah hewan yang lehernya sangat panjang. Hewan apa ya?”
             Usahakan agar selalu menghadapkan tubuh kepada para pendengar, dengan demikian kontak dengan mereka akan selalu terjaga. Tanpa sadar, karena fokus pada alat peraga, semisal boneka tangan, kita suka membelakangi anak-anak pendengar. Hal ini membuat kita kurang bisa meraba seberapa tertarik anak-anak pada cerita kita.
             Bila ada satu atau dua anak yang mencoba menginterupsi atau bertanya atau mengajukan pendapatnya tanpa kita inginkan, tak usah beri dia banyak perhatian. Cukup kasih senyum atau ucapan singkat, “Bagus” atau “Sip”, lalu teruskan cerita. Bila terlalu banyak diberi perhatian, fokus anak-anak yang lain pada cerita akan buyar dan ada kemungkinan mereka ikut menanggapi juga.
             Bila mendongeng berkelompok, jaga kekompakan dan keharmonisan. Juga yang terpenting adalah tetap memperhatikan kondisi psikologis audiens. Jangan menjadi seolah seperti saling bicara di panggung tapi tak memedulikan kondisi audiens.

Catatan:
Mengembalikan perhatian anak ketika di tengah dongen konsentrasi anak mulai terpecah serta mengurangi rasa boring atau bosan dan membangkitkan kembali mood anak.
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah waktu dan kondisi. Bila waktu dongeng terlalu lama, tentu saja anak-anak akan mulai lelah. Semakin kecil usia anak, semakin sedikit durasi fokusnya. Jadi sesuaikan lama mendongeng dengan usia anak. Sebentar tapi sering lebih efektif dari lama tapi jarang dilakukan.
Juga perhatikan kondisi. Bila kondisi anak-anak sedang kelelahan atau lapar atau ada yang sakit, tentu konsentrasi mereka sulit terfokus. Jadi perhatikan waktu mendongeng. Bagi anak-anak kecil di sekolah, waktu terbaik adalah pagi hari selepas buka kelas.
Buat anak yang sudah lebih besar, seperti kelas 5 atau 6 SD yang sedang mabit, misalnya, bisa dilakukan malam hari, tetapi juga perhatikan kondisi kebugaran mereka.
Untuk membangkitkan mood bisa dilakukan ice breaking ulang di tengah cerita atau mengajak mereka bernyanyi dan bergerak dulu sebelum melanjutkan.

C.            MENGAKHIRI DONGENG
Setelah melewati puncak cerita, tibalah saatnya mengakhiri dongeng. Apa saja ya yang perlu diperhatikan dan dilakukan saat mengakhiri dongeng ini? Yuk, kita simak:
             Biasanya saat klimaks cerita, pesan sudah disampaikan pada anak-anak. Nah di saat itulah waktunya mengakhiri cerita. Yang harus diingat, jarak antara klimaks cerita dengan akhirnya jangan terlalu panjang. Biasanya anak lebih mudah mengingat apa yang ia dengar atau lihat di akhir dibanding yang ia dengar dan lihat di awal. Bila jarak ending terlalu lama, anak akan mudah lupa dengan pesan yang disampaikan dalam klimaks cerita.
             Dipersilakan mengajak anak-anak menyimpulkan pesan yang disampaikan. Tetapi sebaiknya memang meminta anak-anak ikut menyimpulkan. Bila disampaikan oleh pendongeng, hasilnya kurang terserap. Jangan juga terlalu menggurui dengan cara memaksakan anak-anak menerima pesan-pesan, padahal sudah disampaikan secara samar dalam cerita. Hal ini akan membuat nuansa menyenangkan dari sebuah cerita jadi hilang. Salah satu cara mengajak anak menyimpulkan cerita misalnya dengan berkata, “Jadi siapa yang paling pandai di dunia?” maka berdasarkan cerita yang didengar, anak-anak akan menjawab, “Allah!”


3.            SETELAH MENDONGENG
Setelah menyelesaikan suatu dongeng, pendongeng biasanya akan merasakan banyak sekali kesan. Ada kesan positif, ada juga kesan yang kurang positif. Kesan positif biasanya berkaitan dengan lancar tidaknya dongeng dan respon menyenangkan dari audiens. Sebaliknya bila dongeng kurang lancar dan respon audiens terasa kurang tertarik, bisa menimbulkan kesan kurang positif.
Apa saja ya yang kita lakukan setelah mendongeng? Mari kita simak..
             Bersyukur. Ini penting, karena apapun hasilnya, kita sudah menjadi seorang mengajarkan kebaikan pada anak-anak. Bila ada yang kurang, jadikan hal ini sebagai bahan evaluasi agar di masa depan kita bisa memperbaikinya.
             Tetap bersemangat, karena mendongeng akan selalu diperlukan. Kontinyuitas dalam mendengar dongeng lebih efektif menumbuhkan karakter anak. Sulit untuk mengubah karakter hanya dalam 1 atau 2 kali mendengar dongeng, kecuali memang sebelumnya anak-anak sudah diberi contoh teladan yang baik.
             Tularkan pengalaman dongeng, baik sharing, bagi ilmu, pelatihan dan lain-lain. Adanya sebuah komunitas dimana Anda berperan aktif akan membantu menjaga semangat dan idealisme kita dalam mendongeng.
             Terus mengeksplorasi cerita-cerita teladan baru bahkan kalau bisa mengembangkan sendiri cerita-cerita yang sesuai. Meskipun fiktif, bila nilai yang disampaikan baik, akan tetap efektif hasilnya.
             Membentuk tim dongeng. Adanya tim akan mengurangi banyak beban sekaligus menambah besar peluang untuk mendongeng setiap ada kesempatan.
             Menawarkan diri untuk mendongeng di lingkungan-lingkungan baru. Misalnya di luar sekolah kita. Hal ini akan membuat kita semakin dikenal dan dihargai sebagai pendongeng yang baik.
             Tetap fokus pada isu pendidikan, bukan pada materinya. Bila menjadi pendongeng hanya berdasarkan materi (bukannya nggak boleh sih, hanya dibatasi), maka ketulusan kita akan berubah. Saya percaya hal itu akan mengubah pula tujuan kita mendongeng, dari yang murni untuk mendidik menjadi mencari materi. Takutnya tanpa disadari audiens akan menangkap hal ini dan akhirnya dongeng kita tidak lagi fun dan ceria.


MENDONGENG DENGAN S A E (SERU, ASYIK, EFEKTIF)
Jadi dimana nih nilai S A E (Seru, Asyik, Efektif) nya?
Yang dimaksud dengan seru adalah ketika dongeng kita berlangsung penuh semangat dan dalam suasana ceria. Bagaimana caranya?
Agar suasana serunya kita dapat, faktor persiapannya harus matang. Termasuk faktor mental. Semakin kita siap, semakin kita bersemangat dalam mendongeng. Semakin kita bersemangat, semakin ceria pula para audiens kita, maka semakin seru pula dongeng yang kita lakukan.
Suasana asyik didapat bila pendongeng dan pendengar sama-sama menikmati dongeng. Keasyikan ini didapat bila saat mendongeng kita benar-benar memperhatikan apa yang sudah disampaikan di atas, semisal menguasai panggung, vokal yang jelas, dan lain-lainnya itu. semakin asyik, semakin mudah pula anak-anak menyerap inti dongeng kita.
Terakhir adalah efektif. Dongeng yang tak efektif akan terkesan terlalu panjang, bertele-tele, tidak mudah didapat pesannya. Agar terasa efektif, maka faktor latihan sebelum mendongeng lah yang paling menentukan. Semakin banyak berlatih, semakin efektif pula saat kita mendongeng.
Intinya  adalah melaksanakan semua yang telah disampaikan dalam bentuk praktek. Langkah awal sangat menentukan. Hanya dengan melakukan prakteklah ilmu, hikmah dan tujuan akan didapat.
Selamat mendongeng!!!

Share:
Blue Fire Pointer

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.