Kadang hidup butuh imajinasi negeri dongeng

Rabu, 22 Juli 2020

PELESTARIAN PERMAINAN TRADISIONAL SEBAGAI UPAYA PENANAMAN KARAKTER ANTIKORUPSI PADA ANAK USIA DINI


Fitri Maimunah
Universitas Negeri Semarang

Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Salah satu program untuk mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yang dilakukan pemerintah adalah dengan program penguatan karakter melalui jalur pendidikan. Pendidikan karakter adalah kunci pembangunan peradaban bangsa yang menjunjung tinggi integritas nilai dan kemanusiaan. Harapan dari penanaman pendidikan karakter adalah tercapainya keseimbangan antara pengetahuan dan budi pekerti.
Permasalahan korupsi menjadi salah satu permasalahan paling kompleks di Indonesia. Korupsi di Indonesia sudah membudaya dan hampir dianggap wajar oleh masyarakatnya. Upaya pemerintah dalam memberantas korupsi ini adalah dengan mendirikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun perlu juga tindakan preventif, salah satunya dengan pendidikan karakter anak usia dini.
Usia dini merupakan masa yang tepat untuk membangun pondasi awal akhlak mulia dalam diri tiap individu. Penerapan pendidikan karakter pada anak usia dini sangat penting karena anak berada pada masa emas (golden age) yang pada masa tersebut anak mengalami perkembangan kemampuan yang sangat pesat.
Pendidikan anak usia dini harus bersifat holistik dan terpadu. Sejalan dengan jurusan yang saya ambil, yaitu PG PAUD maka dalam upaya penanganan pendidikan karakter ini saya mengajukan gagasan pembinaan pendidikan dengan menggunakan metode yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak. Metode yang digunakan adalah melalui metode yang menyenangkan salah satunya dengan bermain.
Salah satu upaya untuk menumbuhkan pendidikan karakter antikorupsi pada anak usia dini adalah melalui permainan tradisional. Terdapat banyak nilai budaya bangsa dalam permainan tradisional antara lain jujur, kepemimpinan, ikhlas, kerjasama, berpikir kritis dalam pemecahan masalah, kerja keras, tidak sombong, displin, menghargai orang lain, dan mematuhi peraturan. Dunia anak adalah dunia bermain. Bermain dipilih sebagai metode membentuk karakter baik (good charachter). Permainan tradisional sangat tepat untuk mengoptimalkan pendidikan karakter. Menurut Harlock, pola permainan yang dapat memotivasi perkembangan sosial anak adalah pola permainan yang bernuansa sosial, yaitu pola permainan yang melibatkan interaksi dengan teman sebaya. Permainan tradisional menyediakan suasana tersebut. Beberapa karakter yang dapat mengembangkan karakter antikorupsi antara lain gobak sodor, congklak, jur-juran (bentengan), dan engklek.
Saya dengan beberapa teman sebagai seorang anak muda yang peduli dengan pendidikan karakter dan kebudayaan tradisional bangsa membentuk sebuah komunitas bernama “Gubug Simbah”. Tujuannya adalah mempopulerkan kembali permainan tradisional pada anak usia dini di kota yang hampir tidak dikenal lagi. Komunitas ini sudah bergerak di Kota Semarang, lebih tepatnya di Kelurahan Tinjomoyo. Harapannya komunitas ini dapat menyebarkan virus kebaikan ke seluruh anak lainnya di berbagai daerah di Indonesia melalui perantara para pemuda yang peduli.


Sebuah tulisan yang digunakan untuk mendaftar Indonesia Future Leader Conference di Sulawesi Selatan tahun 2018. Dan Alhamdulillah... lolos.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blue Fire Pointer

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.