Globalisasi
merupakan era perubahan yang sangat cepat dimana pertukaran informasi, budaya,
dinamika sosial ekonomi, dan hal-hal lainnya dapat saling berhubungan antara
satu negara dengan negara lain. Globalisasi memiliki dampak positif dan
negatif, termasuk bagi bangsa Indonesia. Indonesia harus pandai dalam memilih
dan memilah nilai-nilai positif dari globalisasi. Bangsa Indonesia pada era
globalisasi ini harus mampu memiliki daya saing global tetapi tidak
meninggalkan jati diri bangsanya.
Menghadapi
globalisasi, bangsa Indonesia harus tegak dengan memiliki kedaulatan di bidang
politik, kemandirian bidang ekonomi, berkepribadian di bidang budaya, dan
memiliki daya lenting yang kuat dalam ketahanan nasional. Menjadi bangsa yang
tidak meninggalkan jati diri dan nilai-nilai luhur kebangsaan. Menjunjung
tinggi lima pilar kebangsaan; Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan Undang-Undang Dasar
1945.
Dalam
persaingan global, Indonesia memiliki letak yang potensial dan strategis.
Terletak di Kawasan Paifik Barat Daya. Berada diantara dua benua Asia dan
Australia. Kondisi tersebut membawa pengaruh dalam berbagai aspek. Ditinjau
dari segi ekonomi, letak Indonesia menjadikannya sebagai jalur perdagangan global
yang ramai.
Potensi
geografi lainnya ditinjau dari negara Indonesia yang merupakan negara kepulauan
dengan sekitar 25.000 pulau dengan berbagai ukuran serta di lalui pegunungan
api sirkum mediterania dan sirkum pasifik menjadikan Indonesia memiliki sumber
daya alam yang luar biasa melimpah. Kondisi geopolitik dan geostrategis ini
menjadikan Indonesia ke dalam wilayah terbuka.
Ditinjau
dari segi antropologis, Indonesia menjadi negara dengan keragaman suku, bahasa,
eni budaya, ras, dan etnik terbesar di dunia. Ditambah dengan adanya bonus
demografi yang diprediksi pada tahun 2020-2025 menjadikan Indonesia.
Potensi-potensi
inilah yang menjadikan Indonesia memiliki banyak keuntungan bagi pembangunan
nasional. Tidak ringan bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan daya saing global
dengan tidak meninggalkan jati diri bangsa.
Kondisi
saat ini justru malah semakin memprihatinkan. Banyak tantangan yang mesti
dihadapi. Banyak penyimpangan yang dilakukan oleh sebagian masyarakat.Banyak
yang tidak bisa konsisten mengikuti cita-cita bangsa Indonesia. Terjadinya
kasus korupsi, kolusi, nepotisme; tawuran antar pelajar; melanggar etika;
penyalahgunaan narkotika; mafia hukum dan mafia kasus; serta masih banyak lagi.
Pada
pembukaan UUD 1945 alenia keempat tertulis jelas amanat untuk “ikut serta
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial”. Sebenarnya selama ini sudah dilaksanakan baik di bidang
politik, ekonomi, budaya, dan pertahanan, namun tentunya harus tetap berlanjut.
Didasarkan pada prinsip politik bebas aktif yang dipegang oleh bangsa
Indonesia.
Menghadapi
tantangan global secara umum Indonesia perlu memperkuat bidang ideologi,
politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan. Pemahaman masyarakat tentang
semua bidang tersebut sebenarnya sudah ada. Namun, perlu diperkuat lagi dengan
berbagai tantangan globalisasi.
Pada
perspektif ideologi, pandangan bangsa Indonesia terhadap Pancasila yang
merupakan ideologi bangsa saat ini sudah sangat kuat. Akan tetapi, nampaknya perlu
dilakukan pemahaman dan pengamalan terus menerus. Karena di kalangan masyarakat
saat ini kurang adanya kebanggaan ketika membicarakan, memahami, dan menghayati
Pancasila. Masih ada sebagian masyarakat bersikap dan berpandangan sempit.
Beberapa kalangan dengan kepentingan ego masing-masing justru menyebarkan sikap
ketidakpercayaan terhadap Pancasila.
Pada
kehidupan politik bangsa Indonesia relatif stabil dengan prinsip demokrasinya.
Arus globalisasi menyebabkan liberalisme dan individualisme sedikit demi
sedikit masuk ke Indonesia. Terkadang dengan adanya pengaruh-pengaruh tersebut
ada beberapa keinginan yang tidak sesuai prinsip demokrasi. Masih perlu waktu
bagi bangsa Indonesia memahami pandangan politik dalam perspektif yang luas
tetapi tidak meninggalkan prinsip demokrasi. Dinamika politik yang terjadi juga
diakibatkan karena kurang kemantangan berpolitik dan kematangan kebangsaan yang
minim.
Pada
bidang politik, Indonesia masih harus terus berjuang untuk mencapai kemandirian
dan berdikari. Liberalisme dan kapitalisme bagsa barat selalu berusaha agar
Indonesia dapat bergantung kepadanya dan dikendalikan. Saat ini gaya hidup
konsumerisme, materealistis, dan hedonisme menjangkit beberapa kalangan
masyarakat. Hal ini yang mendorong seseorang melanggar norma dalam rangka
memenuhi gaya hidupnya, seperti korupsi, merampok, kolusi dan perilaku lainnya
yang melunturkan moralitas.
Indonesia
memiliki berbagai karakter jati diri bangsa yang menjadikannya lebih tinggi
dalam berbudi. Nilai-nilai luhur bangsa ini tercermin dalam kehidupan
bermayarakat sehari-hari. Perspektif sosial budaya menyajikan keragaman
Indonesia dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Saat ini dapat kita saksikan
sikap ketergantungan, rendah diri, malas, kurang disiplin, tidak jujur, dan mementingkan
diri sendiri sudah menjangkit di kalangan masyarakat Indonesia. Budaya asing
yang saat ini dapat sangat mudah menyebar termasuk di kalangan anak muda
Indonesia sedikit demi sedikit menggerus etika dan norma bangsa. Membentuk
masyarakat yang harmonis bukan hal mudah pada era globalisasi saat ini. Namun,
bukan tidak mungkin ketika masyarakat bersatu padu dalam tatakrama, beretika
berbudaya, dan budi pekerti yang kembali pada jati diri bangsa.
Di
bidang pertahanan dan keamanan perlu perhatian untuk mewujudkan
profesionalisme. Kesadaran bela negara cukup baik namun perlu adanya pembinaan
dan dipelihara secara keberlanjutan. Kelemahan hukum, keadilan, ketertiban
dapat saja menimbukan kekaucauan. Kriminalitas meninkat dengan jaringan yang
lebih luas, narkoba, kejahatan cyber,
culture of violence, serta
kriminalitas lainnya. Nasionalisme diartikan secara sempit yang menyebabkan
keadaan tidak stabil. Peran aktif Indonesia dalam upaya mewujudkan perdamaian
dunia telah ditunjukkan dengan keikutsertaan dalam setiap Operasi Pemeliharaan
Perdamaian (OPP) PBB melalui pengiriman kontingen.
Pancasila
sebagai ideologi bangsa perlu digalakkan kembali melalui pengalaman nyata.
Perlu kewaspadaan terhadap pengaruh terhadap ideologi asing. Boleh jadi
kerusakan moral yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa merupakan salah satu
akibat karena pengaruhnya. Pendidikan merupakan salah satu jalan yang ditempuh
sebagai bagian dari penguatan karakter dan budi pekerti baik generasi penerus.
DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin. 2015. Dinamika Kawasan Pasifik Barat Daya dalam Percaturan Global.
Makasar: Jurnal Kritis. Vol.1, No.1.
Fatwa, AM. 2012. Peran Bangsa Indonesia dalam Percaturan Global. https://www.kompasiana.com/amfatwa/peran-bangsa-indonesia-dalam-percaturan-global_55122ba2a33311f456ba8019
(diakses pada 21 November 2017).
0 komentar:
Posting Komentar