Berikut adalah rangkuman dari Kulwap “About Bullying”
bersama SATGAS PPA Sardonoharjo, Atikah Nurul Khasanah, S.Psi (IG: @atikah.n.h)
yang diikuti pada Sabtu, 23 Mei 2020
Fenomena Bullying
Saat Ini
Baru-baru ini ada sebuah video beredar tentang sebuah kasus
bullying yang dialami seorang anak yang berjualan jalangkote di Sulawesi
Selatan. Itu menandakan bahwa di Indonesia rawan sekali dengan yang namanya bullying.
Fenomena bullying bisa terjadi kapan saja, dimana saja, dan
dilakukan oleh siapa saja. Menurut catatan KPAI di Indonesia sendiri dalam
kurun waktu 9 tahun, sejak 2011 hingga 2019, ada 37.381 pengaduan kekerasan
terhadap anak. Untuk bullying baik di pendidikan maupun sosial media, angkanya
mencapai 2.473 laporan dan trennya terus meningkat.
Arti Sesungguhnya
Bullying
Bullying dikenal juga sebagai peer victimization atau relation
aggression. Di beberapa negara bullying disebut ijime (Jepang), faints de
violence (Perancis), Prepotenza (Italia). Sedangkan di Indonesia bullying diartikan
sebai perundungan.
Bullying atau perundungan adalah tindakan apabila
seseorang/sekelompok orang merasa lebih kuat/lebih berkuasa dengan sengaja
menyakiti/menakut-nakuti orang yang lebih lemah. Tindakan ini dipersepsikan
oleh korban akan berulang lagi dan cenderung sering. Kata bullying digunakan
untuk menjelaskan berbagai fenomena oleh seseorang atau sekelompok orang yang
merasa “berkuasa” terhadap seseorang ataupun sekelompok orang yang merasa tidak
berdaya melawan perlakuan ini.
Penyebab Terjadinya
Bullying
Bullying terjadi karena datang dari 2 faktor, dari sisi
korban dan sisi pelaku. Mari kita bahas satu persatu.
KORBAN
1.Penampilan Fisik
Penampilan fisik biasanya meliputi kelebihan dan kekurangan,
berat badan, menggunakan kacamata, menggunakan behel, menggunakan pakaian yang
dianggap tidak keren seperti orang-orang lainnya.
2.RAS
Ini biasanya terjadi ketika seseorang masuk pada lingkungan
dan dianggap minoritas. Beberapa survey penelitian juga menunjukkan bahwa
bullying akibat RAS yang berbeda memang cukup sering terjadi.
3.Terlihat Lemah
Biasa terjadi bila seseorang terlihat lemah dan tidak suka
melawan. Bullying melibatkan ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan juga
korban. Pelaku tentunya merasa sebagai pihak yang lebih kuat dan mendominasi
korban yang lemah.
4.Tidak Mudah Bergaul
Selain karena lemah, tidak mudah bergaul dan memiliki
sedikit teman menjadi salah satu penyebab bullying.
PELAKU
1.Memiliki Masalah
Pribadi
2.Pernah Menjadi
Korban Bullying
3.Iri Pada Korban
4.Kurangnya Pemahaman
5.Mencari Perhatian
6.Kesulitan
Mengendalikan Emosi
7.Berasal dari
Keluarga Disfungsional
8.Merasa Bullying
Sangat Menguntungkan
9.Kurangnya Empati
Bentuk-Bentuk
Bullying
Ada 2 bentuk bullying
1.Direct Bullying (Perundungan
Langsung), antara lain verbal bullying,
physical bullying, gesture bullying.
2.Indirect Bullying (Perundungan Tidak
Langsung), antara lain extortion dan e-bullying/cyber bullying.
Dampak Bullying
Ada beberapa efek samping yang terjadi akibat bullying.
1.Ketakutan, stres, depresi, maupun rasa cemas berlebihan.
2.Timbul pemikiran untuk bununh diri atau melukai diri
sendiri.
3.Mengalami masalah di sekolah.
4.Memiliki masalah suasana hati, tidur, nafsu makan, dan
juga tingkat energi.
Bila sudah merasa tidak nyaman, ada beberapa cara yang bisa
dilakukan untuk mengatasi bullying.
1.Ceritakan pada orang dewasa yang dapat dipercaya.
Ceritakan pada orang tua atau guru yang memiliki otoritas untuk
menindaklanjuti.
2.Abaikan penindasan dan jauhi. Penindas akan merasa senang
apabila mendapatkan reaksi seperti yang diinginkan, maka menjauh adalah salah
satu langkah yang dapat digunakan.
3.Tingkatkan keberanian dan rasa percaya diri. Tunjukkan
pada lingkungan sekitar bahwa diri kita bukan orang yang lemah dan mudah
ditindas.
4.Bicara baik-baik dengan pelaku. Tunjukkan bahwa apa yang
dilakukan pelaku bukan hal yang baik dan bahkan berbahaya.
5.Bantu teman yang menjadi korban. Jika menyaksikan perilaku
bully, jangan diam saja dan cobalah untuk memberi dukungan pada korban.
6.Rekam dan laporkan kepada lembaga yang concern menangani ini, psikolog maupun
pihak berwajib.
Pemerintah di Indonesia sudah banyak melakukan upaya untuk
mengurangi bullying di era sekarang. Ada beberapa lembaga yang jika terdapat
kasus bullying bisa langsung bisa dilaporkan, di tingkat desa ada PPA
(Perlindungan Perempuan dan Anak), di tingkat kecamatan dan kota ada P2TP2A,
Puspaga, KPAI, dan lembaga-lembaga swasta lainnya.
Bedanya Perkelahian dan Bullying
Jika Perkelahian
⚫ Punya kekuatan yang sama
⚫ Terjadi sesekali
⚫ Kebetulan
⚫ ecek-ecek
⚫ Reaksi emosional setara
⚫ Tidak mencari kekuatan dan perhatian
⚫ Tidak berusaha mendapatkan sesuatu
⚫ Penyesalan / penyesalan kemudian bertanggung jawab
⚫ Upaya memecahkan masalah.
Jika Bullying
⚪ Ketidakseimbangan kekuatan
⚪ Tindakan negatif / berulang yang diulang
⚪ Serius dengan ancaman bahaya fisik atau emosional. Upaya untuk menyakiti melalui penghinaan & pengucilan yang mempengaruhi status sosial & hubungan para korban
⚪ Reaksi emosional yang kuat dari korban; sedikit atau tidak ada reaksi dari pelaku intimidasi
⚪ Mencari kekuatan & kontrol
⚪ Berusaha mendapatkan kekuatan, hal-hal atau materi atau mendapatkan popularitas
⚪ Tidak ada penyesalan - menyalahkan korban. Mungkin atau tidak menunjukkan penyesalan. Pendekatan manipulatif, mungkin mereka mencoba membuat kepercayaan korban apa yang mereka rasakan tidak nyata.
⚪ Tidak ada upaya untuk memecahkan masalah, dapat menyangkal ada masalah. Biasanya lebih cenderung menantang korban dengan menanyakan contoh spesifik perilaku mereka. Korban tidak dapat mengartikulasikan karena dinamika sosial yang kompleks.
Bedanya Perkelahian dan Bullying
Jika Perkelahian
⚫ Punya kekuatan yang sama
⚫ Terjadi sesekali
⚫ Kebetulan
⚫ ecek-ecek
⚫ Reaksi emosional setara
⚫ Tidak mencari kekuatan dan perhatian
⚫ Tidak berusaha mendapatkan sesuatu
⚫ Penyesalan / penyesalan kemudian bertanggung jawab
⚫ Upaya memecahkan masalah.
Jika Bullying
⚪ Ketidakseimbangan kekuatan
⚪ Tindakan negatif / berulang yang diulang
⚪ Serius dengan ancaman bahaya fisik atau emosional. Upaya untuk menyakiti melalui penghinaan & pengucilan yang mempengaruhi status sosial & hubungan para korban
⚪ Reaksi emosional yang kuat dari korban; sedikit atau tidak ada reaksi dari pelaku intimidasi
⚪ Mencari kekuatan & kontrol
⚪ Berusaha mendapatkan kekuatan, hal-hal atau materi atau mendapatkan popularitas
⚪ Tidak ada penyesalan - menyalahkan korban. Mungkin atau tidak menunjukkan penyesalan. Pendekatan manipulatif, mungkin mereka mencoba membuat kepercayaan korban apa yang mereka rasakan tidak nyata.
⚪ Tidak ada upaya untuk memecahkan masalah, dapat menyangkal ada masalah. Biasanya lebih cenderung menantang korban dengan menanyakan contoh spesifik perilaku mereka. Korban tidak dapat mengartikulasikan karena dinamika sosial yang kompleks.
0 komentar:
Posting Komentar