Kadang hidup butuh imajinasi negeri dongeng

Selasa, 28 Maret 2017

Ayah Ingatkah Engkau

Lelaki paruh baya itu perlahan masuk ke kamar putrinya. Sudah hampir 2 tahun putri satu-satunya menikah dan tinggal bersama suaminya, jarang sekali dia pulang ke rumah. Namun, kamarnya ini tetap dijaga dengan rapi. Ia memutarkan pandangan ke seluruh sudut ruangan. Rindu itu mulai masuk dalam ruang hatinya. Duduk di atas kasur yang telah using itu. Tak sengaja ia menemukan sebuah buku kecil di bawah kasur.


Assalamu’alaikum, Ayah..
Bagaimana keadaan Ayah? Semoga dalam keadaan sehat dan bahagia.
Ayah, tahukah engkau kalau putri kecilmu ini sedang rindu yang teramat sangat? Ayah dulu aku berfikir jika jauh darimu apakah aku bisa? Bagaimana mungkin aku bisa jauh darimu padahal dari kecil kita selalu bersamamu? Semenjak ibu meninggal hanya Ayah yang mencintaiku dengan tulus. Sesibuk apapun Ayah, pasti selalu menyisihkan waktu denganku.
Waktu pertama kali aku masuk kuliah, Ayah yang mengntarkanku, persis seperti saat aku Sekolah Dasar dulu. Jauh dari Ayah saat kuliah dulu, sehari tanpa kabar dari Ayah rasanya lama sekali.

Ayah, saat Ayah dekat dengan wanita lain selain keluarga dan memperkenalkannya padaku, dalam fikiranku akan ada pengganti ibu dari hati Ayah. Akan ada penggantiku dari sisi Ayah. Ayah aku selalu tidak suka dengan semua wanita yang dekat dengan Ayah selain Ibu.

Suatu hari aku akan menikah. Tinggal bersama suamiku dan jauh dari Ayah.
Jujur saja, aku belum sanggup jauh dari Ayah. Bagiku Ayah tetap Raja di hati walau ada sejuta pangeran yang datang menghampiri ingin masuk ke dalam hati.
Suatu hari ketika ada orang datang ke Ayah dan ingin meminangku. Aku tahu Ayah akan mempersilahkan, asal lelaki itu bisa menjadi imam dan menggantikan posisi Ayah. Ayah, aku manja. Selalu. Setiap saat ingin dekat dengan Ayah. Aku tidak tahu bagaimana caraku dapat beradaptasi jauh dari Ayah.
Ayah, aku sayang Ayah. Sayang yang teramat. Terima kasih.

Salam cinta dari Putri Kecilmu,

Mae


Tak terasa air bening mengalir dari mata lelaki itu. Haru bercampur rindu, pada putri kesayangannya. Putri satu-satunya. Titipan dari Yang Maha Kuasa. Titipan dari sang istri, setelah ia meninggal. Putrinya sekarang sudah dewasa. Sudah dipersunting dan hidup bersama pangeran impiannya.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Blue Fire Pointer

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.