Kadang hidup butuh imajinasi negeri dongeng

Jumat, 29 Mei 2020

MERUBAH PARADIGMA MENCAPAI KESUKSESAN

Pengertian dan Jenis-Jenis Pola Pikir
Pola pikir adalah pola-pola dominan yang menjadi acuan utama seseorang dalam bertingkah laku. Pola pikir merupakan pola yang menetap dalam pikiran bawah sadar seseorang, keyakinan merupakan bagian dari pola pikir. Terbentuknya pola pikir dipengaruhi oleh pengalaman yang direkam sejak masa kecil (imprint). Rekaman bawah sadar ini berasal dari lingkungan dimana seseorang itu berada,  ada lingkungan yang bersifat positif dan ada juga yang negatif. Contoh pola pikir adalah adanya keyakinan di masyarakat, bahwa semakin banyak anak maka semakin banyak rezeki yang datang. Hal ini menjadi keyakinan masyarakat sehingga mempengaruhi  perilaku masyarakatnya.
Pola pikir seseorang digolongkan menjadi dua jenis, yaitu pola pikir tetap (fixed mindset) dan pola pikir berkembang (growth mindset). Keduanya digunakan untuk melihat dunia dan hidup sukses yang diawali dan memahami diri sendiri, orang-orang di sekitar dan lingkungan.

1.      Pola Pikir Tetap (Fixed Mindset)

Dalam pola pikir tetap, Anda diajak menyadari bahwa Anda merasa adalah Anda yang sekarang, menganggap kecerdasan dan bakat Anda tidak dapat berubah, serta meyakini adanya takdir Anda hanya menjauhi tantangan dan kegagalan. Kualitas hidup Anda sudah ditetapkan melalui mindset tetap menuju arah pemahaman dan penegasan atas intelegensia (kecerdasan), kepribadian dan karakter. Pola pikir ini tidak dapat ditingkatkan. Pola pikir tetap ini bersifat negatif, pesimis, tidak percaya diri, puas dengan keadaan yang sekarang, dan sebagainya.
2.      Pola Pikir Berkembang (Growth Mindset)
      Dalam pola pikir berkembang, Anda diajak memandang diri secara dinamis (tidak tetap) sebagai sebuah karya yang terus-menerus berkembang dan meyakini takdir Anda adalah hidup dalam perkembangan dan pemanfaatan peluang. Pola pikir berkembang dapat dijadikan pedoman untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan kapan saja. Kualitas dasar pribadi dapat dikelola melalui upaya-upaya tertentu agar menjadi lebih sukses. Pola pikir ini dapat dikembangkan melalui praktik, pelatihan, dengan cara atau metode yang tepat. Pola pikir berkembang bersifat positif dan optimis, selalu ingin berusaha, berjuang terus, percaya bahwa bisa maju dan sebagainya.

Dengan kata lain, peredaan antara pola pikir tetap dengan pola pikir berkembang adalah sebagai berikut :
POLA PIKIR

Tetap / Negatif
Berkembang /Positif
Merasa orang yang gagal
Negative thinking
Bermalas-malasan
Kurang percaya diri
Rendahan
Egois
Tertutup
Merasa diri sebagai orang bodoh
Hidup itu menyedihkan
Mudah menyerah
Berfikir demikian;
Lantai itu kotor sulit dibersihkan karena ada bercak cat yang sulit dipersihkan
Rumput itu tumbuh dengan cepat, percuma saja saya potong toh nanti akan tumbuh lagi
Semangat kerja keras
Percaya diri
Pengabdian
Kreatif yang positif
Loyalitas dan dapat dipercaya
Jujur
Tekun
Berani menerima tantangan
Tidak takut salah
Berani mencoba
Berfikir demikian (berusaha tanpa henti);
Lantai kotor pasti bisa dibersihkan
Rumput akan saya potong secara rutin

            Kaitannya dengan kedua pola pikir tersebut, maka muncul dua makna kemampuan manusia, yaitu kemampuan tetap (fixed ability) dan kemampuan yang bisa diubah (changeable ability) yang dapat diubah melalui proses pembelajaran.
            Mindset merupakan bagian penting dari kepribadian yang dapat diubah. Dengan memahami kedua mindset tersebut, Anda mulai diajak berpikir dan bereaksi dengan cara-cara baru menggapai kesuksesan dan kebahagiaan baru yang luar biasa. Meskipun seseorang memiliki mindset tetap, namun tidak selamanya mereka akan berpola pikir tetap. Mindset mereka bisa berubah menjadi pola pikir berkembang.


Pikiran dan Otak Manusia
Pada awalnya otak dianggap sebagai suatu alat yang tidak penting, kurang mendapat perhatian karena hanya segumpal benda cair (lembek) dan kecil. Dalam perkembangan, otak dianggap sebagai sesuatu yang luar biasa hebatnya. Otak sebagai alat perekam yang paling cermat diyakini merupakan faktor penggerak perilaku manusia. Otak memiliki dua sisi bagian yang masing-masing memiliki fungsi sendiri-sendiri, yaitu otak kanan dan otak kiri.

Tabel Fungsi Otak
Otak Kiri
Otak Kanan
Cara berpikir sesuai untuk tugas-tugas teratur, ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detail dan fakta, fonetik, serta simbolisme
Cara berpikir sesuai cara untuk mengetahui yang ersifat non-verbal, seperti perasaan / emosi, kesadaran yang bberkenaan dengan perasaan, kesadaran spasial, pengenalan entuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna, kreatifitas dan visualisasi
Kontrol gerak motorik tuuh sebelah kanan
Control gerak motorik tuuh sebelah kiri
Rasional, logis, Linier, Konvergen, Formal
Relasional, intuitif / seni, kreatifitas, Divergent, informal
Urut, rinci
Acak, holistic

            Kemampuan dalam penguasaan otak akan mengantarkan Anda kepada pemahaman individu dengan baik dan kemampuan cara mengelola manajemen berpikir yang efektif. Ada kekuatan dalam pikiran. Bermanfaat bila positif dan merusak bila negative.
            Mengenal bagaimana pola pikir seseorang dengan mengenali kecenderungan perilakunya sekaligus mengetahui apakah dia meningkatkan kemampuan kerja otaknya atau sebaliknya.


Proses Pembentukan Pola Pikir

Menurut Adi Wiragunawan (2007), proses pembentukan pola pikir depengaruhi oleh adanya lima faktor, yaitu:
1.      Repetisi, sesuatu yang terus-menerus akan menembus filter mental yang ada di pikiran sadar masuk ke pikiran bawah sadar. Contoh; adanya keberadaan iklan televise mempengaruhi pola pikir remaja.
2.      Identifikasi kelompok atau keluarga, hal-hal yang dipercaya kelompok atau keluarga biasanya masuk dalam diri dan diadopsi sebagai mindset.
3.      Ide dari figure yang memiliki otoritas, apa yang disampaikan idola atau tokoh terkemuka akan diterima sebagai kebenaran menembus pikiran bawah sadar.
4.      Emosi yang intens, pengalaman dari emosi yang sangat intens akan sangat mudah menjadi mindset yang kuat.
5.      Kunci alfa, adalah kondisi seperti masa kanak-kanak, apa yang masuk dalam bawah sadar akan langsung diterima sebagai kebenaran.


Teknik Peruahan Pola Pikir
Berikut ini merupakan cara-cara pengembangan pola pikir seseorang yaitu;
1.      Menentukan tujuan pengemangan diri secara jelas. Setiap orang hendaknya memiliki tujuan hidup, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Tujuan pengembangan diri haruslah dibuat secara jelas dan dapat diukur. Misalnya, seorang pelajar memiliki tujuan pengemangan diri menjadi siswa teladan dengan selalu disiplin dan mendapat peringkat tiga esar di sekolah,dan sebbagainya.
2.      Mengenali potensi pola pikir anda. Apakah pola pikir selama ini cenderung yang tetap atau pola pikir berkembang. Lakukan analisis dan jadikan pola pikir yang dimiliki adalah pola pikir berkembang.
3.      Identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang menghambat pengembangan diri. Anda harus menjadi individu yang memiliki komitmen yang kuat, sehingga meskipun Anda mendapatkan hambatan dari factor internal maupun eksternal, Anda bisa mengatasinya.
4.      Mencoba menghapus rekaman bawah sadar yaitu peristiwa yang membuat Anda mengalami trauma dsn sakit hati. Masa lalu biarlah berlalu. Yang penting Anda harus bangun dari masa lalu yang suram dan mennyakitkan, karena bagaimana pun juga Anda tidak bisa mengubah masa lalu.
5.      Berani mengambil resiko. Resiko adalah konsekuensi yang harus diambil bila Anda ingin beruah. Jangan terlalu berorientasi pada resiko yangakan dihadapikarena hanya akan menghambat Anda untuk memulai langkah menuju sukses.
6.      Mencari feedback terus menerus. Orang lain lebih pintar dalam memberikan penilaian kepada diri Anda. Terima dan ubah bila kritikan itu baik.
7.      Keberanian untuk memulai sangat diperlukan. Bila Anda sudah masuk dalam suatu peristiwa, maka Anda akan mengetahui hambatan dan resiko yang sebenarnya terjadi.
8.      Belajar dari pengalaman. Jangan biarkan pengalaman berlalu begitu saja. Anda harus mempelajarinya dan mempergunakannya di masa sekarang dan masa yang mendatang.
9.      Lakukan evaluasi dan perbaikan secara terus-menerus. Jangan pernah berhenti pada sati titik kesuksesan karena masih ada kesuksesan lain yang harus dicapai.



Faktor-Faktor Internal yang Mempengarugi Pola Pikir
1)      Blok persepsi. Setiap peristiwa yang terjadi, seseorang akan memberikan arti tersendiri. Kurang teliti akan informassi karena asumsi yang tidak akurat berakibat mudah terjebak dalam suatu masalah. Pada akhirnya seseorang kesulitan untuk melihat masalah tersebut secara sederhana dan objektif. Tidak dapat melihat masalah dari berbagai sisi dan prasangka yang menghambat. Hal ini dipengaruhi latar belakang, pengalaman, dan sebagainya.
2)      Blok ego, yaitu selalu nganggap diri paling sempurna dan selalu mrnyalahkan orang lain. Orang ini tidak dapat menghadapi kekurangan diri dengan cara merendahkan orang lain. Selain itu, individu ini mengabaikan bertanggung jawab, berorientasi pada apa yang saya peroleh dan semuanya tampak suram saat hal yang diinginkan tidak tercapai.
3)      Blok intelektual, melakukan sesuatu karena kebiasaan, bukankarena tepat dan berguna. Berpedoman bahwa “benar atau salah, tetap harus begini!”. Terjebak dalam logika sendiri, terlalu bergantung pada ‘analisis rasional’ sehingga mengabaikan intuisi dan imajinasi.
4)      Blok emosi, misalnya takut membuat kesalahan, tidak bisa membedakan anatara realita dengan fantasi, sedih, khawatir berlebihan, tidak menyadari bahwa seseorang selalu mempunyai piilihan dalam menentukan reaksi atas suatu peristiwa, serta emosi yang tidak terkendali dan kurangnya kebesaran hati, empati, dan penghargaan kepada diri sendiri.



Faktor-Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Pola Pikir

(1)   Faktor lingkungan, selalu menyalahkan lingkungan (keadaan), memandang diri sendiri sebagai korban.
(2)   Faktor teman sejawat, kesulitan dan menerima perbedaan dan kurang percaya pada kerja sama
(3)   Faktor iklim kerja, bergantung kepada orang lain untuk memecahkan masallahnya.
(4)   Faktor pimpinan yang auditokrasi, tidak menghargai pendapat anak buah, tidak memberikan kesempatan kepada orang lain, dan kurang memberikan penghargaan.
(5)   Faktor perkembangan IPTEK sebagai media dalam mempengaruhi masa.
(6)  Faktor globalisasi, proses yang memungkinkan kejadian di suatu belahan dunia berakiat penting bagi individu dan komunitas di bagian dunia lain.



Analisis Faktor Internal dan Eksternal Pola Pikir
Untuk melakukan perubahan pola pikir dan paradigma serta mengatasi tantangan diperlukan membangun keterampilan pembelajaran. Mempelajari perubahan pola pikir, jika ingin perubahan kecil, maka garaplah perilaku Anda dan apabila ingin perubahan besar, maka garaplah mindset Anda. Cara yang ideal adalah dengan mempelajari faktor internal dan eksternal melalui pembelajaran sepanjang hayat. Tahapan yang harus dilalui adalah menjadikan diri pribadi sebagai individu pembelajar, menjadikan keluarga yang mmau  belajar dan menjadikan organisasi yang mau belajar (organisasi pembelajar).
Share:

Kamis, 28 Mei 2020

ABOUT BULLYING


Berikut adalah rangkuman dari Kulwap “About Bullying” bersama SATGAS PPA Sardonoharjo, Atikah Nurul Khasanah, S.Psi (IG: @atikah.n.h) yang diikuti pada Sabtu, 23 Mei 2020

Fenomena Bullying Saat Ini
Baru-baru ini ada sebuah video beredar tentang sebuah kasus bullying yang dialami seorang anak yang berjualan jalangkote di Sulawesi Selatan. Itu menandakan bahwa di Indonesia rawan sekali dengan yang namanya bullying.
Fenomena bullying bisa terjadi kapan saja, dimana saja, dan dilakukan oleh siapa saja. Menurut catatan KPAI di Indonesia sendiri dalam kurun waktu 9 tahun, sejak 2011 hingga 2019, ada 37.381 pengaduan kekerasan terhadap anak. Untuk bullying baik di pendidikan maupun sosial media, angkanya mencapai 2.473 laporan dan trennya terus meningkat.

Arti Sesungguhnya Bullying
Bullying dikenal juga sebagai peer victimization atau relation aggression. Di beberapa negara bullying disebut ijime (Jepang), faints de violence (Perancis), Prepotenza (Italia). Sedangkan di Indonesia bullying diartikan sebai perundungan.
Bullying atau perundungan adalah tindakan apabila seseorang/sekelompok orang merasa lebih kuat/lebih berkuasa dengan sengaja menyakiti/menakut-nakuti orang yang lebih lemah. Tindakan ini dipersepsikan oleh korban akan berulang lagi dan cenderung sering. Kata bullying digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena oleh seseorang atau sekelompok orang yang merasa “berkuasa” terhadap seseorang ataupun sekelompok orang yang merasa tidak berdaya melawan perlakuan ini.

Penyebab Terjadinya Bullying
Bullying terjadi karena datang dari 2 faktor, dari sisi korban dan sisi pelaku. Mari kita bahas satu persatu.
KORBAN
1.Penampilan Fisik
Penampilan fisik biasanya meliputi kelebihan dan kekurangan, berat badan, menggunakan kacamata, menggunakan behel, menggunakan pakaian yang dianggap tidak keren seperti orang-orang lainnya.
2.RAS
Ini biasanya terjadi ketika seseorang masuk pada lingkungan dan dianggap minoritas. Beberapa survey penelitian juga menunjukkan bahwa bullying akibat RAS yang berbeda memang cukup sering terjadi.
3.Terlihat Lemah
Biasa terjadi bila seseorang terlihat lemah dan tidak suka melawan. Bullying melibatkan ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan juga korban. Pelaku tentunya merasa sebagai pihak yang lebih kuat dan mendominasi korban yang lemah.
4.Tidak Mudah Bergaul
Selain karena lemah, tidak mudah bergaul dan memiliki sedikit teman menjadi salah satu penyebab bullying.
PELAKU
1.Memiliki Masalah Pribadi
2.Pernah Menjadi Korban Bullying
3.Iri Pada Korban
4.Kurangnya Pemahaman
5.Mencari Perhatian
6.Kesulitan Mengendalikan Emosi
7.Berasal dari Keluarga Disfungsional
8.Merasa Bullying Sangat Menguntungkan
9.Kurangnya Empati

Bentuk-Bentuk Bullying
Ada 2 bentuk bullying
1.Direct Bullying (Perundungan Langsung), antara lain verbal bullying, physical bullying, gesture bullying.
2.Indirect Bullying (Perundungan Tidak Langsung), antara lain extortion dan e-bullying/cyber bullying.

Dampak Bullying
Ada beberapa efek samping yang terjadi akibat bullying.
1.Ketakutan, stres, depresi, maupun rasa cemas berlebihan.
2.Timbul pemikiran untuk bununh diri atau melukai diri sendiri.
3.Mengalami masalah di sekolah.
4.Memiliki masalah suasana hati, tidur, nafsu makan, dan juga tingkat energi.

Bila sudah merasa tidak nyaman, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi bullying.
1.Ceritakan pada orang dewasa yang dapat dipercaya. Ceritakan pada orang tua atau guru yang memiliki otoritas untuk menindaklanjuti.
2.Abaikan penindasan dan jauhi. Penindas akan merasa senang apabila mendapatkan reaksi seperti yang diinginkan, maka menjauh adalah salah satu langkah yang dapat digunakan.
3.Tingkatkan keberanian dan rasa percaya diri. Tunjukkan pada lingkungan sekitar bahwa diri kita bukan orang yang lemah dan mudah ditindas.
4.Bicara baik-baik dengan pelaku. Tunjukkan bahwa apa yang dilakukan pelaku bukan hal yang baik dan bahkan berbahaya.
5.Bantu teman yang menjadi korban. Jika menyaksikan perilaku bully, jangan diam saja dan cobalah untuk memberi dukungan pada korban.
6.Rekam dan laporkan kepada lembaga yang concern menangani ini, psikolog maupun pihak berwajib.

Pemerintah di Indonesia sudah banyak melakukan upaya untuk mengurangi bullying di era sekarang. Ada beberapa lembaga yang jika terdapat kasus bullying bisa langsung bisa dilaporkan, di tingkat desa ada PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak), di tingkat kecamatan dan kota ada P2TP2A, Puspaga, KPAI, dan lembaga-lembaga swasta lainnya.


Bedanya Perkelahian dan Bullying
Jika Perkelahian
⚫ Punya kekuatan yang sama
⚫ Terjadi sesekali
⚫ Kebetulan
⚫ ecek-ecek
⚫ Reaksi emosional setara
⚫ Tidak mencari kekuatan dan perhatian
⚫ Tidak berusaha mendapatkan sesuatu
⚫ Penyesalan / penyesalan kemudian bertanggung jawab
⚫ Upaya memecahkan masalah.

Jika Bullying
⚪ Ketidakseimbangan kekuatan
⚪ Tindakan negatif / berulang yang diulang
⚪ Serius dengan ancaman bahaya fisik atau emosional. Upaya untuk menyakiti melalui penghinaan & pengucilan yang mempengaruhi status sosial & hubungan para korban
⚪ Reaksi emosional yang kuat dari korban; sedikit atau tidak ada reaksi dari pelaku intimidasi
⚪ Mencari kekuatan & kontrol
⚪ Berusaha mendapatkan kekuatan, hal-hal atau materi atau mendapatkan popularitas
⚪ Tidak ada penyesalan - menyalahkan korban. Mungkin atau tidak menunjukkan penyesalan. Pendekatan manipulatif, mungkin mereka mencoba membuat kepercayaan korban apa yang mereka rasakan tidak nyata.
⚪ Tidak ada upaya untuk memecahkan masalah, dapat menyangkal ada masalah. Biasanya lebih cenderung menantang korban dengan menanyakan contoh spesifik perilaku mereka. Korban tidak dapat mengartikulasikan karena dinamika sosial yang kompleks.

Share:
Blue Fire Pointer

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.