Kadang hidup butuh imajinasi negeri dongeng

Sabtu, 18 Januari 2020

MANAJEMEN PENDAKIAN

Pada setiap pendakian dibutuhkan perencanaan yang disebut manajemen pendakian. Tujuan dari manajemen pendakian agar pada saat Anda mendaki sebuah gunung tidak menemui kendala yang sangat berarti yang akan mengakibatkan kerugian pada diri sendiri, adapun manajemen perjalan yang perlu Anda ketahui sebagai berikut:

1. Pra–Pendakian
Yang paling penting dalam memulai setiap perjalanan adalah motivasi yang mendorong terjadinya suatu perjalanan. Selanjutnya hal inilah yang akan menjadi tolak ukur selanjutnya. Hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum memulai perjalanan adalah sebagai berikut.

  • Mengumpulkan informasi dari aktivitas yang akan dilakukan. Informasi tersebut antara lain; 1) menentukan tujuan kegiatan dan jenis medan; 2) menetukan lokasi dan lamanya waktu perjalanan; 3) data tentang daerah tersebut, bisa didapat dari yang sudah pernah ke tempat tersebut sebelumnya atau dari peta daerah tersebut; 4) akses menuju lokasi.
  • Mempersiapkan diri sendiri dan tim yang akan melakukan perjalanan, yang meliputi 1) latihan Fisik, untuk meningkatkan ketahanan dan kekutan tubuh dalam menghadapi kondisi dan cuaca alam yang liar; 2) sadari kemampuan fisik dalam perjalanan; 3) menentukan dan mengumpulkan logistik yang mencakup perlengkapan peralatan pribadi, tim dan khusus, serta perbekalan makanan untuk seluruh personil dan cadangannya; 4) pada perjalanan yang berat, dalam 1(satu) hari setiap orang membutuhkan asupan makanan 5000 Kal dan 2liter air; 5) Team mate, hanya dengan komunikasi yang baik dan mengenal lebih dalam tentang teman-teman seperjalanan kita dapat mengetahui hal-hal khusus dari personil tim (misalnya penyakit khusus, kebiasaan yang menyimpang, dll dari rekan).
  • Penjadwalan kegiatan, yang mencakup 1) membuat Time Schedule, yang dimaksud disini adalah penjadwalan kegiatan terhitung sejak dimulainya perencanaan, persiapan hingga pengakhiran perjalanan; 2) membuat Rencana Operasional Perjalanan (ROP), termasuk menetukan titik start, camp dan titik finish.
  • Evaluasi dari persiapan yang telah dilakukan.


2. Teknis Perjalanan
Yang paling penting saat pendakian adalah melakukan AKLIMASI, yaitu menyesuaikan tubuh dengan kondisi di ketinggian yang memiliki cuaca, tekanan udara dan suhu yang berbeda dari biasanya.

  • Pengaturan perjalanan, misalnya pembagian tim yang dibagi dalam kelompok kecil berikut logistiknya dan tim perjalanan agar sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya (ROP)
  • Teknik berjalan saat pendakian, 1) saat mendaki: jalan seperti biasa dan jangan mengangkat kaki terlalu tinggi dari lintasan dengan irama tetap (konstan). Untuk mempermudah aklimatisasi, dapat dilakukan dengan cara menyamakan irama langkah dan nafas kita; 2) saat istirahat: jika hanya sementara jangan duduk santai, ketika istirahat besar, usahakan agar posisi kaki lebih tinggi dari kepala agar darah dapat mengalir kembali ke otak. 3) saat turun: jangan gunakan tumit sebagai tumpuan.
  • Evaluasi pergerakan sehari-hari, misalnya tentang kesesuaian perjalanan dengan ROP, kondisi tim, perbekalan.
  • Kondisi darurat yang bisa swaktu-waktu terjadi, misal menurunnya kemampuan fisik, ketika perlengkapan peralatan dan perbekalan makanan tidak mencukupi, ketika kehilangan orientsasi medan

3. Pasca Perjalanan
Setelah pendakian dapat mengevaluasi perjalanan yang telah dilakuka, meliputi

  • Periksa kondisi peralatan yang telah digunakan
  • Bersihkan peralatan yang kotor
  • Membuat laporan perjalanan yang telah dilakukan dengan tujuan agar memiliki data valid tentang perjalanan yang dilakukan tersebut. Kumpulkan data yang didapat selama perjalanan, antara lain jadwal hasil kegiatan, kronologis kegiatan, hasil evaluasi selama di lapangan, peralatan yang digunakan, laporan keuangan, hasil yang didapat dari perjalanan yang dilakukan, dokumentasi foto/video.


Perlengkapan, Peralatan, dan Perbekalan Makanan
Berguna agar kita tidak sengsara dan kelaparan selama perjalanan atau pendakian yang kita lakukan.
Jika kita melakukan perjalanan 3hari, maka bawalah bekal untuk 5 hari gunanya
yaitu untuk menghadapi kondisi darurat. Setelah menentukan perjalanan yang akan dilakukan,
barulah kita dapat menetukan perlengkapan dan perbekalan regu dan perorangan yang dapat
dibagi menjadi

#.PerlengkapanPerorangan:
Carrier/Ransel/day-pack (sebelum barang dimasukkan, biasakan bungkus barang-barang
dengan kantong plastik untuk menghindari hujan)
Matras
Raincoat/ponco
Sleeping Bag dan perlengkapan tidur
Perlengkapan makan & minun
Baju hangat/jaket + baju ganti (cadangan)
Sepatu gunung + kaos kaki cadangan
Senter (Baterai + bohlam cadangan)
Kupluk + topi rimba, sarung tangan, peluit
Obat-obatan pribadi
peralalatan navigasi (Kompas,dll), webbing, tali, dll
Logistik
Lilin dan lampu senter
Pisau serba-guna/Victorinox
perlengkapan mandi

#.PerlengkapanTeam:
Tenda
Peralatan masak
P3K
TrashBag
GolokTebas

Dalam merencanakan perjalanan, perencanaan perbekalan perlu mendapat perhatian khusus. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan perbekalan, yaitu :
- Lamanya perjalanan
- Aktifitas yang akan dilakukan
- Kondisi medan dan cuaca yang akan dihadapi

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka ada beberapa persyaratan khusus yang harus diperhatikan dalam menentukan perbeklan.

  • Cukup mengandung kalori dan mempunyai komposisi yang memadai dan tidak asing di lidah.
  • Terlindung dari kerusakan, tahan lama dan mudah/sederhana dalam mengolahnya.
  • Sebaiknya makanan yang siap pakai atau tidak perlu memasaknya terlalu lama, irit bahan bakar dan air.
  • Ringan dan mudah dibawa

Untuk merencanakan komposisi bahan makanan agar sesuai dengan syarat di atas, kita dapat mengkajinya dengan langkah sebagai berikut:

  • Informasi tentang kondisi medan, perkiraan cuaca, aktifitas yang dilakukan dan lamanya waktu perjalanan.
  • Perhitungan jumlah kalori yang dibutuhkan
  • Susun daftar makanan yang memenuhi syarat di atas, kemudian buatlah daftar menu makanan dan hitunglah total kalorinya setelah siap dimakan.
  • Persiapkan vitamin dan mineral untuk suplemen tambahan, secukupnya.
  • Setelah mengkaji hal–hal di atas, kita dapat membandingkan mana yang banyak mengandung hidrat arang, lemak, maupun protein.

Mengingat pentingnya penyusunan perlengkapan dan perbekalan dalam suatu perjalanan, maka sebelum memulai kegiatan disusun terlebih dahulu sebuah daftar (check-list), perlengkapan dan perbekalan individu maupun kelompok lalu kita teliti lagi mana yang perlu dibawa atau tidak.


Menyusun Perlengkapan dalam Ransel (Packing)
Yang menjadi dasar dari pacing adalah keseimbangan. Bagaimana kita menumpukan berat badan pada tubuh sedemikian rupa sehingga kaki dapat bekerja seefisien mungkin. Dalam batas-batas tertentu frame yang dimiliki ransel dapat memberikan kenyamanan sewaktu menggendong beban. Namun bagaimanapun baiknya desain ransel yang dimiliki akan sedikit artinya apabila kita tidak mampu menyusun barang dengan baik. Berikut ini adalah prinsip pengepakan barang ke ransel (packing):

  1. Kelompokkan barang–barang dan masukkan ke dalam kantong plastic atau kantong parasit, terutama pakaian tidur/cadangan, kertas/buku, dll.
  2. Tempatkan barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin dengan badan kita. Barang–barang yang lebih ringan di tempatkan di bagian bawah.
  3. Letakkan barang yang sewaktu–waktu diperlukan cepat, di bagian atas atau pada kantung luar (ponco, air minum, P3K, survivalkit, dsb). Semua hal ini ditujukan agar beban lebih dekat ke pundak dan tidak perlu membongkar ransel dalam kondisi yang memerlukan reaksi cepat.
Share:

Senin, 13 Januari 2020

MATERI MOUNTENERING

Anda pasti sudah kenal dengan mountenering atau biasa disebut dengan mendaki gunung. Mendaki gunung merupakan aktivitas yang keras, penuh petualangan dan kegiatan ini membutuhkan keterampilan, kecerdasan, kekuatan dan daya juang yang tinggi. Bahaya dan
tantangan seakan hendak mengungguli merupakan daya tarik dari kegiatan ini.

Pada hakekatnya bahaya dan tantang antersebut adalah untuk menguji kemampuan diri dan untuk bisa menyatu dengan alam. Keberhasilan anda dalam suatu pendakian yang sukar berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenanganan terhadap perjuangan melawan diri sendiri. Pada dasarnya pendaki harus memiliki motivasi yang jelas, terarah, dan tidak merugikan diri sendiri.

Di Indonesia kegiatan mendaki gunung mulai dikenal sejak 1964 ketika pendaki Indonesia dan Jepang melakukan suatu ekspedisi gabungan dan berhasil mencapai puncak Soekarno di
Pegunungan Jayawijaya. Pendaki Indonesia tersebut adalah Soedarto, Soegirin dan Fred Atabe dari Jepang.

Pada tahun yang sama (1964) mulailah berdiri perkumpulan-perkumpulan pendaki gunung, dimulai berdirinya Perhimpunan Penempuh Rimba dan Pendaki Gunung WANADRI di Bandung dan Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (MAPALAUI) di Jakarta kemudian diikuti oleh perkumpulan-perkumpulan lainnya diberbagai kota di Indonnesia.


Persiapan Bagi Seorang Pendaki Gunung
Untuk menjadi seorang pendaki gunung yang baik diperlukan beberapa persyaratan, antara lain:

1. Mental
Seorang pendaki gunung harus tabah dalam mengahdapi berbagai kesulitan dan tantangan di alam terbuka. Tidak mudah putus asa dan berani. Berani di sini, yaitu sanggup menghadapi tantangan dan mengatasinya secara bijaksana dan juga berani mengakui keterbatasan kemampuan yang dimiliki.

2. Pengetahuan dan Keterampilan
Meliputi pengetahuan serta keterampilan tentang tali temali, navigasi darat, cuaca dan teknik-teknik pendakian, pengetahuan tentang alat pendakian, pertolongan pada keadaan darurat, bertahan hidup di alam bebas dan sebagainya.

3. Kondisi fisik yang memadai
Ini dapat dimengerti karena mendaki gunung termasuk olahraga yang berat. Berhasil dan tidaknya suatu pendakian salah satunya bergantung pada kekuatan fisik. Untuk itu agar kondisi fisik tetap baik dan siap selama perjalanan haruslah selalu berlatih.

4. Etika
Harus kita sadari sepenuhnya bahwa seorang pendaki gunung adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang berlaku harus kita pegang teguh. Mendaki gunung tanpa memikirkan keselamatan diri sendiri bukanlah sikap yang terpuji sebagaimana juga bila kita tidak menghargai sikap dan pendapat masyarakat disekitar kita pada kegiata nmendaki gunung yang kita lakukan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam setiap pendakian :
Jumlah anggota dalam setiap pendakian minimalnya 3orang, kecuali kalau pendukung yang telah diatur sebelumnya cukup memadai.
Jagalah agar anggota kelompok tetap bersama.
Janganlah mendaki di luar/melebihi batas kemampuan diri sendiri dan tim.
Bawalah setiap saat makanan, pakaian, peralatan dan perlengkapan secukupnya.
Tinggalkanlah daftar Rencana Operasional Perjalanan dan daftar barang bawaan kita pada
orang yang berkepentngan (keluarga, organisasi, dsb).
Ikutilah aturan/saran dari para pendaki gunung yang sebelumnya telah mendaki gunung tersebut, melalui buku-buku atau sumber informasi lainnya.
Berusahalah untuk bertindak/berlaku bijak sebagai Pencinta Alam yang benar-benar menjaga
kelestarian alam & lingkungan dalam setiap kesempatan mendaki gunung.

Jenis Perjalanan/Pendakian
Mountaineering dalam arti luas adalah suatu perjalanan yang meliputi mulai dari hill
walking sampai pada ekspedisi pendakian ke puncak-puncak yang tinggi dan sulit dengan
memakan waktu yang lama, berhari-hari bahkan berbulan-bulan. Menurut kegiatan dan jenis
medan yang dihadapi, mountaineering dapat dibagi menjadi:

1. Hill Walking
Perjalanan mendaki bukit-bukit yang relative landai dan yang tidak atau belum membutuhkan
peralatan-peralatan. Untuk pengaman jalur lintasan biasanya tali dipasang.

2. Scrambling
Pendakian pada permukaan yang tidak terlalu terjal, namun tangan digunakan untuk keseimbangan. Namun bagi pemula, sebaiknya dipasang tali untuk pengaman jalur lintasan dan mempermudah perjalanan.

3. Climbing
Kegiatan pendakian ini membutuhkan teknik pemanjatan dan penguasaan peralatan teknis.
Climbing terbagi atas 2 bagian, yakni :
- Rock Climbing adalah pendakian yang dilakukan pada pemanjatan tebing batu yang cukup terjal.
- Snow & Ice Climbing ialah pendakian pada dinding yang permukaannya tertutup salju dan es. Pada climbing ini peralatan khusus sangat dibutuhkan seperti ice axe, crampon, ice screw, dsb.

4. Mountaineering
Merupakan gabungan perjalanan dari semua bentuk pendakian di atas. Bisa berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Disamping penguasaan teknik dan peralatan mendaki, yang perlu dikuasai pula yaitu manajemen perjalanan dan perbekalan.


Sistem Pendakian
Berikut beberapa sitem pendakian yang kita kenal.

1. Himalayan System
Adalah system pendakian yang dipergunakan untuk perjalanan pendakian panjang, memakan waktu berminggu-minggu. System ini berkembang pada pendakian ke puncak-puncak pegunungan Himalaya. Kerjasama kelompok dalam system ini terbagi dalam beberapa tempat peristirahatan (basecamp, flycamp). Walaupun hanya satu anggota tim yang berhasil mencapai puncak, pendakian ini dapat dikatakan berhasil.

2. Alpine System
Adalah system pendakian yang berkembang di pegunungan Alpen pada khususnya dengan tujuan agar semua pendaki mencapai puncak bersama-sama. System ini lebih cepat karena pendaki tidak perlu kembali ke basecamp, disebabkan perjalanan dilakukan secara bersama-sama dengan terus maju membuka flying camp.
Share:
Blue Fire Pointer

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.