Kadang hidup butuh imajinasi negeri dongeng

Selasa, 08 Juli 2014

RAHASIA PENTING DIBALIK SUJUD SAAT SHOLAT


Bismillahir-Rahmaanir-Rahim …
   Seorang dokter di Amerika telah memeluk Islam karena beberapa keajaiban yang ditemuinya dalam penyelidikannya. Dia amat kagum dengan penemuan tersebut, karena tidak dapat diterima oleh akal fikiran.

   Dia adalah seorang dokter neurologi. Setelah memeluk Islam, dia amat yakin akan pengobatan secara Islam dan dengan itu telah membuka sebuah klinik yang bertemakan "Pengobatan Melalui Al-Qur'an".

  Kajian pengobatan melalui Al-Qur'an membuatkan obat-obatannya berpatokan pada apa yang terdapat di dalam Al-Qur'an. Diantara cara-cara yang digunakan adalah berpuasa, mengkonsumsi madu, biji hitam (blackseed), dan sebagainya.

  Apabila ditanya bagaimana dia tertarik untuk memeluk Islam, maka doktor tersebut memberitahu bahwa semasa beliau melakukan kajian urat saraf, terdapat beberapa urat saraf di dalam urat manusia yang tidak dimasuki oleh darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal.
Setelah membuat kajian yang memakan waktu cukup lama, akhirnya beliau mendapati bahwa darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak manusia melainkan pada saat seseorang itu sedang sujud ketika mengerjakan Sholat.

 Urat tersebut memerlukan darah hanya untuk beberapa saat saja. Yakni, darah hanya akan memasuki urat tersebut mengikuti kadar Sholat waktu yang diwajibkan oleh Islam.

Columbia University State pernah melakukan penelitian tentang otak. Ternyata, di otak terdapat sebuah bagian yang tidak teraliri darah. Tapi, bagian tersebut dapat teraliri darah bila kita melakukan gerakan khusus seperti sujud yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu.

Walaupun tidak menyebutkan secara gamblang tentang waktu-waktu tersebut, tapi waktu-waktu tersebut berada sekitar Sholat Lima Waktu yang Umat Islam lakukakan setiap hari.

 Efek dari teraliri-nya bagian dari otak tersebut adalah dapat membuat kerja otak menjadi maksimum. Sehingga, kemampuan otak dalam bekerja (seperti menghitung, menghapal, belajar, dan lain-lain) bisa lebih baik dan tentunya menambah kecerdasan otak kita.

  Begitulah keagungan ciptaan Allah. Jadi barang siapa yang tidak menunaikan Sholat, maka otaknya tidak akan menerima darah yang secukupnya untuk berfungsi secara normal.

Kesimpulannya: Makhluk Allah yang bergelar manusia yang tidak Sholat, apalagi yang tidak beragama Islam, walaupun akal mereka berfungsi secara normal tetapi sebenarnya dalam sesuatu keadaan mereka akan kehilangan keseimbangan dalam membuat keputusan yang normal.
Tidak heranlah jika manusia ini kadang kala kita tidak segan-segan untuk melakukan perkara-perkara yang bertentangan dengan fitrah kejadiannya, walaupun akal mereka mengetahui bahwa perbuatan yang akan dilakukan itu adalah salah dengan kehendak mereka.

Inilah yang menggambarkan ketidak mampuan otak mereka untuk mempertimbangkan akan perbuatan mereka itu secara tidak normal. Maka dari itu tidak heran timbulnya bermacam-macam gejala sosial masyarakat masa kini. Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama mengambil hikmah dari hal tersebut.
… Semuga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua …
(Aamiin)                 
Share:

Membuat Suatu Keputusan yang Baik



Hidup manusia terdiri atas pilihan-pilihan. Kita harus memilih diantara pilihan tersebut.
Inilah yang dinamakan KEPUTUSAN. Untuk mengambil keputusan yang baik, setiap orang sebaiknya menggunakan pendekatan 3T: Tinjauan, Telaah, Tindakan.
Tinjauan: Mempelajari masalah atau persoalan ataupun kebutuhan mendesak dengan sebaik-baiknya dan kemudian menyusun daftar pilihan-pilihan yang tersedia.
Telaah: Menimbang-nimbang untung rugi tiap-tiap pilihan. Perlu dicatat, hampir tidak ada pilihan yang bebas resiko. Meski begitu, bisa dipilih mana yang paling berdaya guna (mudah dilakukan) atau yang resikonya paling kecil.
Tindakan: Menentukan keputusan yang akan dipilih dan siap menerima resiko apapun. Sebaiknya, tindakan ini diambil setelah dilakukan analisis yang mendalam
3-T ini adalah proses berkesinambungan. Artinya, setelah selesai suatu tindakan diputuskan dan kemudian dilaksanakan, selanjutnya dilakukan evaluasi untuk melakukan Tinjauan, Telaah, dan Tindakan berikutnya. Demikian seterusnya sampai permasalahan tersebut benar-benar terpecahkan secara tuntas.

Pengambilan keputusan bukan monopoli kaum laki-laki. Baik di masyarakat maupun di keluarga, wanita memiliki hak dan kewajiban yang sama dalan mengambil keputusan. Berbagai pendapatan dalam mengambil keputusan diantara anggota kelompok atau keluarga merupakan cara penyelesaian masalah yang paling tepat.


(Sumber : Buku Saku Pendidikan Remaja Sebaya, oleh Palang Merah Indonesia).


Share:

TA'ARUF

   Dalam proses ke jenjang pernikahan, yang mesti diperhatikan juga adalah karakter pasangan.
   Karena cantik bisa memudar,
   Harta bisa berkurang,
   Popularitas bisa menghilang,
   Tapi yang membuat sebuah hubungan bertahan lama atau tidak adalah seberapa mampu kita memahami dan menerima karakter pasangan kita.

   Cara mengetahui karakter calon pasangan bukan dengan jalan pacaran. Karena tentu saat pacaran pasti yang ditampilkan kecantikan, ketampanan, kehebatan, dan kata-kata romantis lainnya. Tapi setelah menikah hampir semua kekurangan pasangan akan terlihat.

   Caranya adalah memanfaatkan masa ta'aruf (perkenalan) untuk mengenal calon pasangan kita. Beberapa strateginya :
# Coba tanya bagaimana karakternya dari saudara terdekat
# Tanya sama sahabat terdekat bagaimana karekternya
# Tanya juga dengan orang yang sering berinteraksi dengannya di tempat aktivitas
# Tanya sama guru ngaji/mentornya

   Pastikan informasi yang kita dapatkan dari orang yang jujur dan terpercaya.

   Setelah itu, bisa dipertimbangkan. ″Apakah aku mampu menerima kekurangan dan mensyukuri kelebihannya?″ Jika kekurangan itu bisa ditolerir dan mampu untuk bersama diperbaiki maka sebaiknya melanjutkan ke jenjang khitbah Insya Allah lebih berkah. Namun jika belum cocok, katakan dengan baik dengan tak menyinggung perasaannya.
 
   Beberapa hal yang mesti diperhatikan saat ta'aruf :
1. Tidak berkhalwat (Berdua-duaan tanpa mahrom)
2. Tidak Ikhtilat (Bercampur antara lelaki dan wanita)
3. Tidak mendekati zina (baik zina mata, tangan, hati, apalagi zina sebenarnya)
 *Boleh di-SHARE. Semoga bermanfaat
- Setia Furqon Kholid -
Isi buku ″Jangan Jatuh Cinta! Tapi Bangun Cinta"

Share:
Blue Fire Pointer

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.